REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Katolik sedunia berduka. Paus Fransiskus wafat pada hari ini, Senin (21/4/2025), atau bertepatan dengan momen Paskah. Ia mengembuskan napas terakhir dalam usia 88 tahun di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan. Demikian laporan yang disiarkan akun X (sebelumnya Twitter) VaticanNews.
Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936 dengan nama Jorge Mario Bergoglio. Ia menempuh pendidikan di Kolese Maksimum San Jose, Fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel, serta Institut Teologi dan Filsafat Milltown. Ia juga menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Filsafat dan Teologi Sankt Georgen, Jerman.
Sejak 2013, Jorge Mario Bergoglio menjadi pemimpin Gereja Katolik Dunia. Ia merupakan paus ke-266 usai menggantikan Paus Benediktus XVI yang mundur sebulan sebelumnya.
Naiknya Bergoglio menjadi kabar gembira bagi 1,2 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Sebab, beberapa waktu sesudah pengunduran diri Paus Benediktus XVI, karena faktor usia dan kesehatan, mereka menanti siapa penerus kepemimpinan.
Sebanyak 115 kardinal dari 48 negara perwakilan dunia setuju menyerahkan mahkota Vatikan kepada kardinal asal Argentina, Bergoglio. Sebagai seorang uskup agung, ia yang saat itu berusia 76 tahun terpilih saat etape kedua sidang pemungutan suaran tertutup atau konklaf, pada 14 Maret 2023 malam waktu Roma, Italia.
Setelah terpilih, Bergoglio langsung memperkenalkan dirinya di depan ribuan orang yang memadati Lapangan Santo Petrus. Ia memilih nama Fransiskus sejak mengemban tugas sebagai paus.
Empati pada rakyat miskin
Bergoglio memilih gelar Fransiskus (Francis) dalam kepemimpinannya di Vatikan. Tidak ada angka Romawi setelahnya, seperti misal sang pendahulu--Paus Benediktus XVI.
Sebab, Fransiskus adalah gelar baru dalam sejarah Vatikan. Tidak dijelaskan apakah Bergoglio memilih julukan itu sesuai nama Fransiskus Assisi (wafat 1226), seorang santo yang mengabdikan diri untuk kemiskinan dan kesederhanaan.
Untuk diketahui, ada sosok santo lainnya yang juga menggunakan nama Fransiskus. Misalnya, Santo Fransiskus Xaverius (wafat 1552). Tokoh kelahiran Spanyol ini yang merupakan misionaris Ordo Yesuit pada abad ke-16. Bergoglio sendiri berasal dari Ordo Yesuit.
Walau tak pernah diucapkan langsung oleh yang bersangkutan, Wakil Juru Bicara Vatikan Pastor Thomas Rosica mengatakan, pemilihan nama itu lantaran Bergoglio berempati besar pada kaum papa. Menurut dia, Paus Fransiskus mempunyai tempat spesial di hati untuk melayani orang-orang miskin serta mereka yang hidup di pinggiran dan dalam ketidakadilan.
Ini juga sesuai dengan gaya hidup Bergoglio ketika menjabat sebagai uskup agung Buenos Aires. Ia meninggalkan segala kemewahan. Tidak memiliki sopir pribadi, dirinya lebih suka menggunakan bus. Suka memasak sendiri serta memilih untuk tinggal di apartemen sederhana, alih-alih rumah mewah.
Perilakunya yang sederhana pun tetap diamalkan bahkan hingga dirinya berposisi sebagai paus. Dalam lawatan ke Indonesia pada September tahun lalu, misalnya, Paus Fransiskus memilih untuk menggunakan pesawat komersial, bukan sebuah jet pribadi. Ia pun tak menginap di hotel berbintang.
View this post on Instagram
Pertama dari Argentina
Bergoglio merupakan paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan. Selama hampir satu setengah milenium sejarah kepausan, tidak pernah pemimpin tertinggi Katolik diisi oleh tokoh-tokoh di luar Eropa.
Terakhir adalah Paus Gregory III dari Suriah pada 741 M. Padahal, pemeluk Katolik di Eropa "hanya" sekitar 24 persen dari umat Katolik di seluruh muka bumi.
Adapun wilayah Amerika Latin atau Amerika Selatan memiliki proporsi kaum Katolik yang sangat besar. Benua itu menjadi tempat tinggal lebih dari 40 persen pemeluk Kristiani di dunia.
Secara nasab, Bergoglio atau Paus Fransiskus memang masih berdarah Eropa. Orang tuanya berasal dari Italia yang bermigrasi ke Amerika Selatan pada periode 1850-an.