REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China menolak untuk memberikan informasi apakah akan mengirimkan utusan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Diketahui, hubungan diplomatik antara China dan Takhta Suci Vatikan putusan sejak 1951.
"Saya tidak punya informasi untuk diberikan saat ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat (25/4/2025).
Vatikan adalah satu-satunya negara di Eropa yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun, China dan Takhta Suci Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus memiliki perjanjian sejak 2018 dan kemudian diperpanjang pada 2024 yang memungkinkan komunitas Katolik di China untuk memilih uskup dan kemudian meminta Vatikan menyetujui mereka.
Kesepakatan tersebut memang dirancang untuk mendekatkan umat Katolik yang mengikuti gereja resmi yang didukung negara di China dan umat yang setia kepada Vatikan dan Paus sebagai pemimpin tertinggi gereja. Sebelumnya, pemerintah China sudah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus.
"Dalam beberapa tahun terakhir, China dan Vatikan telah mempertahankan keterlibatan yang konstruktif dan melakukan pertukaran yang bermanfaat. China siap bekerja sama dengan Vatikan untuk terus meningkatkan hubungan China-Vatikan," ungkap Guo Jiakun pada Selasa (22/4/2025).
Namun Guo Jiakun menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China dan pemerintah Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China. Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April 2025 di kediamannya di kota Vatikan pada usia 88 tahun.
Misa tutup peti Paus Fransiskus berlangsung pada Jumat pukul 20:00 waktu setempat dipimpin Kardinal Kevin Joseph Farrell sedangkan misa pemakaman dijadwalkan pada Sabtu (26/4/2025) mulai pukul 10.00 waktu setempat (15.00 WIB) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Dari Basilika Santo Petrus, jenazah mendiang Paus Fransiskus akan dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, berbeda dari paus-paus sebelumnya yang dimakamkan di Basilika Santo Petrus.
Takhta Suci mengatakan sekitar 250.000 orang mendatangi Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus selama tiga hari persemayamannya. Kantor Protokoler Sekretariat Negara Vatikan pada Kamis menyatakan bahwa 130 delegasi negara, termasuk di antaranya 50 kepala negara dan 10 pemimpin monarki, dikonfirmasi hadir dalam pemakaman Paus.
Pemimpin negara yang telah mengonfirmasi kehadiran mereka di upacara pemakaman Paus Fransiskus, di antaranya Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Presiden dan kanselir Jerman Frank Walter Steinmeier dan Olaf Scholz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Argentina Javier Gerardo Milei, dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Sementara pemerintah Indonesia mengutus empat orang yaitu Presiden Ke-7 Joko Widodo, Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Sedangkan proses pemilihan Paus baru atau konklaf akan dilaksanakan 15 hari setelah Paus Fransiskus meninggal yaitu pada 6 Mei 2025 di Kapel Sistina, Vatikan dan dipimpin oleh Kolegium Kardinal yang terdiri atas pejabat tinggi Gereja Katolik.
Saat ini terdapat 252 kardinal di seluruh dunia, namun hanya 138 kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara dalam Konklaf tersebut. Selama proses Konklaf berlangsung, para kardinal dikarantina sepenuhnya dari dunia luar. Mereka tinggal di wisma Domus Sanctae Marthae, tidak diperkenankan menggunakan ponsel, mengakses surat kabar, televisi, atau alat komunikasi lain.
Kapel Sistina pun disterilkan dari kemungkinan perangkat penyadap untuk menjaga kerahasiaan penuh proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang baru.