REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Suasana khidmat menyelimuti Katedral Notre Dame di Paris, Prancis, pada Jumat (25/4/2025) malam waktu setempat saat Misa pemakaman untuk Paus Fransiskus digelar. Berdasarkan laporan dari BFMTV, banyak jemaat mengikuti misa bagi pemimpin Gereja Katolik itu, yang juga dihadiri Perdana Menteri Prancis François Bayrou, Menteri Tenaga Kerja dan Kesehatan Catherine Vautrin, dan Wali Kota Paris Anne Hidalgo.
Di Vatikan City pada Jumat, sekitar 250 ribu orang mendatangi Basilika Santo Petrus untuk mempersembahkan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus selama tiga hari persemayamannya. Upacara pemakaman akan berlangsung pada Sabtu pukul 8.00 GMT (15.00 WIB), yang akan dipimpin Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re.
Iring-iringan mobil yang membawa jenazah Paus Fransiskus akan melintasi jalan-jalan di Roma secara perlahan untuk memberikan kesempatan kepada warga untuk mengucapkan salam perpisahan. Fransiskus, yang merupakan Paus Amerika Latin pertama, berpulang pada 21 April di kediamannya di Vatikan pada usia 88 tahun.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus telah melakukan berbagai upaya untuk mereformasi Gereja Katolik, termasuk mendorong transparansi keuangan, memerangi pelecehan seksual, dan mempromosikan inklusivitas. Ia juga dikenal karena perhatiannya terhadap kaum miskin dan terpinggirkan, serta seruannya untuk mengatasi perubahan iklim dan ketidakadilan ekonomi. Pendekatannya yang pastoral dan empatik telah membuatnya dicintai oleh banyak orang, bahkan di luar kalangan umat Katolik.
Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Ia terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, ia membawa perspektif baru ke Vatikan dan memberikan suara bagi jutaan umat Katolik di belahan dunia tersebut. Ia juga dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana.