Selasa 22 Jul 2025 15:05 WIB

Warga Gaza Terbunuh Terus Berjatuhan, China Kutuk Serangan Israel di Pusat-Pusat Bantuan

PBB mengecam mekanisme bantuan Israel tersebut sebagai 'perangkap maut'.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun
Foto: IRNA
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengutuk serangan Israel ke pusat-pusat distribusi bantuan Gaza dan mengakibatkan bencana kemanusiaan. Sejumlah pejabat dan lembaga PBB mengecam mekanisme bantuan Israel tersebut sebagai “perangkap maut.”

"Kami menentang dan mengutuk semua tindakan yang merugikan warga sipil dan melanggar hukum internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin (22/7/2025).

Baca Juga

Kantor media pemerintah Gaza pada Ahad (20/7/2025) mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi hampir 1.000 orang sejak 27 Mei 2025.

"Warga sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan, dan keselamatan pekerja kemanusiaan internasional tidak boleh terancam. Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mencapai gencatan senjata, mewujudkan deeskalasi, dan meredakan krisis kemanusiaan sesegera mungkin," tambah Guo Jiakun.

Otoritas di Gaza menyebut pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza sebagai "jebakan maut" karena beberapa insiden serangan mematikan Israel terhadap orang-orang yang sedang mengantre bantuan.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan terjadi peningkatan tajam angka kematian di antara warga Palestina di tengah kekurangan gizi dan ketidakmampuan mendapatkan bantuan medis. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, 60.000 bayi menderita kekurangan gizi, sementara 600.000 nyawa anak-anak di bawah usia 10 tahun terancam karena kekurangan makanan, dan 60.000 ibu hamil tidak mendapatkan cukup makanan.

Israel menolak bekerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Pada akhir Oktober 2024, parlemen Israel mengesahkan rancangan undang-undang yang bertujuan melarang kegiatan UNRWA di Israel dan wilayah yang dikuasainya setelah menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada Oktober 2023.

PBB menyatakan bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung tuduhannya. Pada 30 Januari, UU yang melarang kegiatan UNRWA mulai berlaku.

Pasukan Israel bahkan menyerang Gereja Keluarga Kudus di Gaza yang menyebabkan meninggalnya dua warga Gaza dan 13 orang lainnya terluka, termasuk Pendeta Paroki Gabriel Romanelli beserta seorang balita berusia 3 tahun dan seorang penyandang disabilitas. Akibat serangan yang disengaja itu, bangunan gereja yang telah menampung banyak warga Kristen dan Muslim Palestina yang mengungsi sejak Oktober 2023 serta fasilitas di sekitarnya mengalami kerusakan parah.

Komite gereja Palestina menyerukan supaya para pemimpin gereja dan pemuka agama Kristen di seluruh dunia untuk turut bersuara dan secara terbuka mengecam serangan Israel itu. Dalam serangan mematikannya di Jalur Gaza, tentara Israel telah mengebom beberapa tempat ibadah, termasuk Gereja Baptis Gaza dan Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius, gereja tertua di Jalur Gaza dan tertua ketiga di dunia.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement