Ahad 27 Apr 2025 09:29 WIB

Pemimpin Dunia dan Rakyat Jelata Lepas Kepergian Paus Fransiskus

Mantan presien Joko Widodo jadi utusan Indonesia menghadiri upacara pemakaman Paus.

Peti mati berisi jenazah Paus Fransiskus dibawa ke dalam Basilika Santo Petrus pada akhir pemakaman khidmatnya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan Sabtu, 26 April 2025.
Foto: Vatican Media via AP
Peti mati berisi jenazah Paus Fransiskus dibawa ke dalam Basilika Santo Petrus pada akhir pemakaman khidmatnya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan Sabtu, 26 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Para pemimpin dunia dan umat Katolik mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus dalam pemakaman pada hari Sabtu. Meskipun presiden dan pangeran menghadiri Misa di Lapangan Santo Petrus, para tahanan dan migran menyambut peti mati Paus Fransiskus di tempat peristirahatan terakhirnya di sebuah basilika di seberang kota.

Menurut perkiraan Vatikan, sekitar 250.000 orang berbondong-bondong menghadiri Misa pemakaman di Vatikan dan 150.000 lainnya berbaris di jalur iring-iringan mobil melalui pusat kota Roma untuk menyaksikan prosesi pemakaman pertama seorang paus dalam satu abad. Mereka bertepuk tangan dan bersorak “Papa Francesco” saat peti mati kayu sederhananya dibawa dengan mobil paus yang telah dimodifikasi menuju Basilika St. Mary Major, sekitar 6 kilometer jauhnya.

Baca Juga

Saat lonceng berbunyi, para pengusung jenazah membawa peti mati melewati puluhan migran, tahanan, dan tunawisma yang memegang mawar putih di luar basilika. Begitu masuk, para pengusung jenazah berhenti di depan ikon Perawan Maria yang dikasihi Fransiskus. Empat anak meletakkan mawar tersebut di kaki altar sebelum para kardinal melakukan upacara penguburan di makamnya di ceruk terdekat.

“Saya sangat bersedih kami kehilangan dia,” kata Mohammed Abdallah, seorang migran berusia 35 tahun dari Sudan yang merupakan salah satu orang yang menyambut Paus Fransiskus di tempat peristirahatan terakhirnya. “Francis membantu begitu banyak orang, pengungsi seperti kita, dan banyak orang lainnya di dunia.”

Sebelumnya, Kardinal Giovanni Battista Re memuji Paus Amerika Latin pertama dalam sejarah selama Misa Vatikan sebagai seorang Paus, seorang pendeta yang tahu bagaimana berkomunikasi dengan “yang paling tidak di antara kita” dengan gaya informal dan spontan.

photo
Peti mati Paus Fransiskus diangkut di depan Koloseum dalam perjalanan ke St Mary Major tempat ia akan dimakamkan, di Roma, Sabtu, (26/4/2025). - (Mauro Scrobogna/LaPresse via AP)

“Dia adalah seorang Paus di antara umat manusia, dengan hati yang terbuka terhadap semua orang,” kata dekan Kolese Kardinal berusia 91 tahun itu dalam khotbahnya yang sangat pribadi. Ia mendapat tepuk tangan dari hadirin ketika ia menceritakan kepedulian Paus Fransiskus yang terus-menerus terhadap para migran, seperti yang ia contohkan dengan merayakan Misa di perbatasan AS-Meksiko dan melakukan perjalanan ke kamp pengungsi di Lesbos, Yunani, ketika ia membawa pulang 12 migran bersamanya.

“Benang penuntun misinya juga adalah keyakinan bahwa gereja adalah rumah bagi semua orang, sebuah rumah yang pintunya selalu terbuka,” kata Re, seraya mencatat bahwa dengan perjalanannya, Paus asal Argentina itu mencapai “daerah paling pinggiran di dunia.”

Meskipun Paus Fransiskus fokus pada kelompok yang tidak berdaya, kelompok yang berkuasa justru hadir di pemakamannya. Presiden AS Donald Trump dan mantan Presiden Joe Biden, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bergabung dengan Pangeran William dan bangsawan Eropa kontinental memimpin lebih dari 160 delegasi resmi. 

Presiden Prabowo menunjuk Presiden ke-7 Joko Widodo dan Ignasius Jonan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Roma Sabtu 26 April 2025. Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono juga ikut mendampingi Jokowi. Joko Widodo terlihat mengangkat tangan dan berdoa dengan gaya Islam saat melayat jenazah Paus Fransiskus.

Presiden Argentina Javier Milei merasa bangga dengan kewarganegaraan Paus Fransiskus, meskipun keduanya tidak terlalu akur dan Paus mengasingkan banyak orang di tanah airnya karena tidak pernah kembali ke sana.

Trump dan Zelenskyy bertemu secara pribadi di sela-sela pertemuan. Sebuah foto menunjukkan kedua pria itu duduk berdua, saling berhadapan dan membungkuk di kursi di Basilika Santo Petrus, tempat Paus Fransiskus sering berkhotbah tentang perlunya diakhirinya perang Rusia di Ukraina secara damai.

 

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement