REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keamanan data harus terpenuhi di masa sekarang. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi terkini yang memproteksi keamanan data sehingga terlindungi dari penyusupan yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab.
"Saya kira penting sekali membangun awareness (kesadaran) di masyarakat untuk mulai terbiasa menjaga yang namanya keamanan data itu," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria dalam peluncuran Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tantangan dalam keamanan siber pun tidak mudah, bahkan cenderung semakin kompleks. Ia bahkan menyatakan ada doktrin yang harus terus dipegang, agar terus menciptakan kewaspadaan bagi masyarakat.
"Tidak ada tempat yang aman di dunia digital, itu mungkin satu doktrin yang harus kita pegang agar kita selalu awas," ucap Nezar.
Nezar juga mengatakan, keamanan siber menjadi hal yang melekat dalam proses transformasi digital. Hal ini yang menyebabkan keamanan siber menjadi poin penting untuk transformasi digital.
Sebab menurutnya, tidak ada proses transformasi digital yang berhasil tanpa disertakan keamanan siber yang baik. Hal ini terbukti dalam sejumlah kasus yang jika dilihat dari lanskap transformasi digital.
"Itu merangkai sejumlah faktor-faktor yang kritis atau kita sebut dengan critical information infrastructure, yang harus dilindungi dan tentu saja kesadaran akan cyber security ini menjadi sangat penting," tutur Nezar.
NEC dapat sertifikasi ISO standar manajemen keamanan informasi
NEC Indonesia berhasil memperoleh sertifikasi ISO/IEC 27001:2022, standar internasional untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI). Sertifikasi ini diberikan oleh Det Norske Veritas (DNV), lembaga sertifikasi yang dikenal luas dalam melakukan audit dan sertifikasi di berbagai sektor, termasuk keamanan informasi.