REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di era digital saat ini, berbagai dokumen penting sangat rentan terhadap pemalsuan, termasuk KTP, sertifikat, hingga ijazah. Tidak sedikit individu yang nekat menggunakan ijazah palsu sebagai syarat melamar pekerjaan. Namun, hal ini tidak berlaku di Kampus Digital Kreatif seperti Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Melalui penerapan Ijazah Digital, UBSI mengambil langkah tegas dalam melindungi data akademik para lulusannya. Teknologi ini memastikan bahwa dokumen kelulusan tidak dapat dimanipulasi, sehingga integritas akademik tetap terjaga.
Ijazah Digital yang diterapkan UBSI sudah dilengkapi dengan sistem keamanan tinggi, sehingga nggak bisa sembarangan dimanipulasi atau dipalsukan. Setiap ijazah memiliki kode unik dan dapat diverifikasi langsung oleh perusahaan melalui sistem kampus.
"Kami ingin lulusan UBSI memiliki dokumen akademik yang tidak hanya praktis, tapi juga aman dan terpercaya," ujar Wakil Rektor II Bidang Non Akademik UBSI Adi Supriyatna.
Sistem ini memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar lulus dari UBSI yang bisa memiliki ijazah resmi. Ini menjadi langkah strategis dalam memberantas maraknya kasus ijazah palsu di Indonesia.
Keamanan data mahasiswa juga menjadi prioritas utama dalam sistem ini. UBSI memastikan bahwa informasi akademik setiap mahasiswa tersimpan dengan baik dan hanya bisa diakses oleh pihak yang berkepentingan. Dengan begini, ijazah nggak hanya aman dari pemalsuan, tetapi juga dari penyalahgunaan data pribadi.
“Jadi, kalau kamu lulusan UBSI, nggak perlu khawatir ijazahmu diragukan. Dan kalau kamu HRD, nggak perlu takut ditipu. UBSI sudah selangkah lebih maju dalam menjaga kredibilitas lulusannya,” kata Adi.