REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung manajemen pengetahuan (knowledge management) di lingkungan akademik.
Dalam pendidikan tinggi, pengelolaan pengetahuan menjadi faktor utama dalam mendorong inovasi, pengembangan penelitian, dan peningkatan kualitas pembelajaran. Sebagai pusat informasi, perpustakaan berperan dalam mengelola, menyebarkan, dan memanfaatkan pengetahuan secara efektif.
Manajemen pengetahuan mencakup penciptaan, pengorganisasian, berbagi, dan pemanfaatan informasi untuk meningkatkan kinerja akademik.
Di perpustakaan perguruan tinggi, knowledge management meliputi pengelolaan sumber daya seperti buku, jurnal, database elektronik, dan hasil penelitian. Tujuan utama sistem ini memastikan penyebaran informasi yang tepat sasaran, efisien, dan mudah diakses mahasiswa serta dosen.
Sausan Elsya Pratiwi, pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM) menyatakan melalui layanan seperti peminjaman buku, akses ke jurnal elektronik, dan koleksi penelitian, perpustakaan memfasilitasi penyebaran informasi yang luas.
Selain itu, perpustakaan mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan pengetahuan akademik dalam bentuk tesis, disertasi, artikel ilmiah, serta materi kuliah.
‘’Dengan sistem manajemen pengetahuan yang baik, perpustakaan dapat menyediakan platform digital yang memungkinkan akses informasi secara daring serta kolaborasi antarpengguna,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Rabu (9/4/2025).
Ia menjelaskan teknologi informasi menjadi faktor kunci dalam penerapan knowledge management di perpustakaan perguruan tinggi. Sistem informasi digital memungkinkan pengguna mengakses sumber daya lebih efisien.
Perpustakaan modern kini banyak mengadopsi perangkat lunak manajemen pengetahuan (knowledge management systems) untuk mengintegrasikan berbagai jenis informasi, termasuk katalog buku, jurnal, artikel, dan database penelitian
‘’Dengan adanya knowledge management systems, mahasiswa dan dosen dapat berbagi materi kuliah, presentasi, serta hasil penelitian, yang mendorong produktivitas dan kualitas akademik,” kata Sausan menegaskan.
Selain itu, jelasnya, perpustakaan berperan dalam meningkatkan kolaborasi akademik. Sistem berbagi informasi yang terorganisir memfasilitasi diskusi ilmiah, kerja sama penelitian, dan pengembangan ide di lingkungan kampus.
“Perpustakaan juga dapat menyelenggarakan pelatihan atau workshop tentang pengelolaan pengetahuan, membantu mahasiswa dan dosen dalam menyusun, mengelola, dan menyebarkan informasi secara lebih efektif,” katanya.
Namun, Sausan menyampaikan, penerapan knowledge management di perpustakaan perguruan tinggi menghadapi berbagai tantangan, seperti pengelolaan jumlah informasi yang besar dan beragam, serta mendorong partisipasi aktif sivitas akademika dalam berbagi pengetahuan.
Diperlukan strategi yang tepat dan pemanfaatan teknologi yang memadai agar perpustakaan dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
Sebagai pusat informasi, perpustakaan perguruan tinggi berperan strategis dalam implementasi manajemen pengetahuan. Dengan dukungan teknologi, sistem yang efektif, serta kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan peneliti, perpustakaan dapat menciptakan ekosistem akademik yang inovatif dan produktif.
‘’Kebijakan yang mendorong publikasi penelitian dan berbagi informasi juga penting untuk memastikan pengetahuan akademik dapat diakses lebih luas serta dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan,” ujarnya.