Jumat 18 Jul 2025 08:41 WIB

Musuh Baru Israel: Kristen Sayap Kanan Amerika

Pendukung Trump mulai kritis terhadap relasi AS-Israel.

Pelayat membawa jenazah warga AS keturunan Palestina, Sayfollah Musallet (20 tahun) yang dibunuh pemukim Israel di desa Tepi Barat, Al-Mazraa a-Sharqiya, pada Ahad, 13 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Pelayat membawa jenazah warga AS keturunan Palestina, Sayfollah Musallet (20 tahun) yang dibunuh pemukim Israel di desa Tepi Barat, Al-Mazraa a-Sharqiya, pada Ahad, 13 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Aksi brutal Israel di tanah jajahannya agaknya telah sampai ke telinga kelompok sayap kanan Amerika Serikat. Dukungan menahun mereka terhadap negara Zionis tersebut perlahan memudar dan malih menjadi kritikan tajam belakangan.

Yang terkini, jaringan berita sayap kanan One America News Network menayangkan sebuah segmen tentang pembunuhan warga Amerika keturunan Palestina, Saif Musallet, oleh pemukim Israel di Tepi Barat pekan lalu. Keputusan jaringan ini untuk berfokus pada fenomena yang dulunya diabaikan di kalangan yang lebih konservatif ini menyoroti pergeseran di antara kubu Partai Republik MAGA yang secara bertahap menjadi lebih kritis terhadap Israel.

Baca Juga

Pembawa acara untuk segmen ini adalah mantan anggota kongres Florida Matt Gaetz, yang merupakan pilihan awal Presiden AS Donald Trump untuk menjadi jaksa agung. Gaetz menarik pencalonannya di tengah-tengah skandal yang menimpanya. Dia secara khusus merujuk Tepi Barat dengan nama Yudea dan Samaria dalam Alkitab sambil mengecam perilaku pemukim Israel yang tinggal di sana.

"Sebenarnya, ini bukanlah tragedi yang berdiri sendiri. Ini adalah bagian dari pola serangan pemukim Israel terhadap komunitas Palestina yang mencakup pembakaran rumah, pertanian dan kehidupan, semuanya dilindungi oleh pasukan Israel yang didanai oleh uang pajak Amerika Serikat," kata Gaetz. 

"Itu bahkan bukan bagian yang paling meresahkan. Israel jarang sekali meminta pertanggungjawaban para pembunuh ini. Ada delapan pembunuhan warga negara Amerika yang belum terpecahkan sejak tahun 2022."

photo
Pelayat menshalati jenazah warga AS keturunan Palestina, Sayfollah Musallet (20 tahun) yang dibunuh pemukim Israel di desa Tepi Barat, Al-Mazraa a-Sharqiya, pada Ahad, 13 Juli 2025. - (AP Photo/Leo Correa)

Kelompok sayap kanan Amerika Serikat, yang sebagian anggotanya adalah pemeluk Kristen Evangelis sejak lama jadi suara pendukung Israel. Perubahan sikap itu agaknya terkait dengan pengkhianatan Trump terhadap prinsip “American First” yang ia kampanyekan.

Trump berjanji pada kampanyenya bahwa ia akan mendahulukan kepentingan dalam negeri ketimbang melakukan “petualangan” intervensi ke negara lain. Namun dukungan Trump yang semacam tak berbatas terhadap Israel dinilai mulai merugikan warga Amerika.

Selain itu, setelah sekian lama mengabaikan penghancuran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, kelompok sayap kanan AS agaknya lebih sulit menerima fakta bahwa Israel belakangan juga menyerang dan membahayakan komunitas Kristen di Palestina. Impunitas Israel yang berulang kali membunuh warga AS keturunan Palestina juga jadi sorotan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement