REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Departemen Kehakiman AS dilaporkan tengah mengkaji surat dari Presiden AS Donald Trump kepada Jeffrey Epstein pada tahun 2003 sebagai bagian dari penyelidikan terhadap pelaku kejahatan seksual tersebut. Ini menambah runyam kasus yang telah mengancam runtuhnya dukungan terhadap Trump dari kelompok sayap kanan AS tersebut.
Surat itu dilaporkan The Wall Street Journal pada Kamis. Trump bersikeras bahwa berita tersebut palsu, dan bersumpah untuk menuntut surat kabar tersebut. Surat tersebut, merupakan bagian dari buku pesan yang disusun oleh Ghislaine Maxwell untuk ulang tahun ke-50 Epstein, demikian dilaporkan Journal. Maxwell dihukum 16 tahun kemudian pada tahun 2019 karena membantu pelecehan seksual Epstein terhadap anak di bawah umur.
Dilansir CNBC, laporan ini menawarkan detail baru tentang hubungan Trump dengan Epstein menyusul pengumuman Departemen Kehakiman bahwa mereka tidak akan merilis materi latar belakang dari investigasi terhadap tersangka pelaku perdagangan seks - sebuah kesimpulan yang membuat geram orang-orang yang telah lama mengharapkan pengungkapan lebih lanjut tentang kasus ini.
Menurut The Wall Street Journal, surat yang ditandatangani oleh Trump mengucapkan selamat ulang tahun kepada Epstein dan mengatakan kepadanya, “semoga setiap hari menjadi rahasia yang luar biasa.” Surat itu menampilkan baris-baris teks yang diketik yang dibingkai oleh gambar seorang wanita tanpa busana, dengan nama Trump ditandatangani di bawah pinggang wanita itu.

Epstein mengaku bersalah atas tuduhan prostitusi di pengadilan negara bagian Florida pada tahun 2008. Pada tahun 2019, ia ditangkap atas tuduhan federal melakukan perdagangan seks anak di bawah umur sebelum meninggal di penjara. Dia meninggal pada tahun yang sama di penjara dalam kasus yang menurut pihak berwenang adalah bunuh diri.
Awal bulan ini, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa mereka menganggap penyelidikan Epstein telah ditutup, dan membantah teori bahwa ia memiliki “daftar klien” yang dapat digunakan untuk memeras rekan-rekannya yang kaya. Pengumuman tersebut memicu reaksi keras dari beberapa pendukung Trump yang paling bersemangat yang berusaha keras untuk memadamkannya.
Telah lama dilaporkan bahwa nama Trump muncul dalam dokumen yang terkait dengan penyelidikan Epstein, meskipun presiden tidak dituduh melakukan kesalahan apapun sehubungan dengan kasus tersebut. Trump telah berbicara positif tentang Epstein sebelum penangkapan pertamanya pada tahun 2006, namun sejak saat itu ia mencoba menyangkal hubungan dekat mereka.
Kepada Journal, sang presiden menyangkal bahwa ia menulis surat atau menggambar gambar tersebut dan mengancam akan menuntut surat kabar tersebut jika mereka menerbitkan artikel tentang hal itu. "Saya tidak pernah menulis gambar dalam hidup saya. Saya tidak menggambar wanita," katanya kepada Journal. "Itu bukan bahasa saya. Itu bukan kata-kata saya." Wakil Presiden JD Vance dengan cepat membela presiden tak lama setelah cerita itu diterbitkan, menyebut cerita itu “omong kosong belaka.”
"Maafkan bahasa saya, tapi cerita ini benar-benar omong kosong. WSJ seharusnya malu karena telah mempublikasikannya," kata Vance dalam sebuah unggahan di media sosial. "Di mana surat ini? Apakah Anda akan terkejut mengetahui bahwa mereka tidak pernah menunjukkannya kepada kami sebelum mempublikasikannya? Apakah ada yang benar-benar percaya bahwa ini terdengar seperti Donald Trump?"
Nama Trump di catatan hitam...