REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) melaporkan gunung berapi Kanlaon erupsi dan menyemburkan gumpalan abu setinggi sekitar 4.000 meter. Gunung stratovolcano itu membentang di provinsi Negros Occidental dan Negros Oriental.
Phivolcs menyatakan sudah menetapkan status peringatan level di Gunung Kanlaon sejak Desember 2024 lalu ketika erupsi pertama terjadi. Level 3 dari 5 skala artinya terdapat risiko aliran lava dan erupsi berbahaya dalam beberapa pekan ke depan.
Gunung Kanlaon satu dari dua lusin gunung berapi aktif di Filipina. Di stasiun radio DWPM, Selasa (8/4/2025), Direktur Phivolcs Teresito Bacolcol mengatakan dalam beberapa hari ke depan status peringatan dapat dinaikkan atau diturunkan. Tergantung seberapa cepat magma naik ke permukaan.
Bacolcol mengatakan kenaikan magma yang lebih cepat ke permukaan dapat memicu erupsi besar. Hal ini dapat meningkatkan status peringatan menjadi 4. Sementara bila pergerakan magma melambat atau tertahan, maka status peringatan dapat diturunkan menjadi 2.
Dikutip dari media Filipina, Sun Star, lebih dari 8.600 keluarga atau 28.272 orang dari 34 barangay di Negros Occidental dan Negros Oriental mengungsi setelah “letusan eksplosif” Gunung Kanlaon. Barangay adalah unit terkecil dalam sistem pemerintahan lokal di Filipina.
Kepala Kantor Urusan Publik Divisi Infanteri ke-3 Angkatan Darat Filipina Kolonel Erwin Rommel Lamzon memperingatkan warga agar tidak memasuki Zona Bahaya Permanen yang ditetapkan sepanjang enam kilometer.
“Semua operasi pesawat terbang di dekat gunung berapi juga dibatasi demi keselamatan,” katanya.
Data terakhir menunjukkan 6.665 keluarga atau 21.444 orang kini dipindahkan sementara ke 26 pusat evakuasi yang terletak di Kota Canlaon, La Castellana, La Carlota, Kota Bago, Pontevedra, Moises Padilla, Murcia, dan Kota San Carlos.
Phivolcs melaporkan dalam pemantauan terakhir terjadi 14 gempa vulkanik dan fluks sulfur dioksida sebesar 1.655 ton. Hal ini mengindikasikan berlanjutnya aktivitas magmatik di bawah gunung berapi.