REPUBLIKA.CO.ID, China pada Selasa (8/4/2025) menolak ancaman baru Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk 50 persen lagi atas impor China. Xinhua melaporkan bahwa, China "akan berjuang sampai akhir," melawan kebijakan tarif impor Trump.
Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing "dengan tegas menentang" setiap langkah untuk menaikkan tarif oleh Washington. Beijing pun berjanji untuk mengambil tindakan balasan guna melindungi hak-haknya.
"China akan berjuang sampai akhir jika pihak AS bersikeras menempuh jalan yang salah," kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa ancaman kenaikan tarif AS terhadap China memperparah kesalahannya dan semakin mengungkap sifatnya sebagai "pemerasan," yang tidak akan pernah diterima China.
"Apa yang disebut AS sebagai 'tarif timbal balik' terhadap China tidak berdasar dan merupakan praktik khas intimidasi sepihak," katanya.
Kementerian itu kemudian beralasan bahwa tindakan balasan yang diambil China adalah tindakan sah yang ditujukan untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya, serta mempertahankan tatanan perdagangan internasional yang normal.
Sementara, Kementerian Luar Negeri China tidak menjawab kemungkinan adanya negosiasi tarif dengan AS. "Kami telah menekankan lebih dari sekali bahwa menekan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat untuk terlibat dengan kami. China akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingannya yang sah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian saat menjawab pertanyan jurnalis soal kemungkinan negosiasi tarif dengan AS dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (7/4/2025).