REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat di Myanmar telah melonjak hingga mencapai 694 orang, dengan 1.670 orang terluka. Demikian disampaikan junta militer yang berkuasa di negara itu pada Sabtu (29/3/2025).
Gempa dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat yang menyebabkan kerusakan besar di sebagian besar wilayah negara itu.
Keadaan darurat telah diumumkan di enam wilayah, termasuk Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu yang dekat dengan episentrum. Banyak kerusakan besar telah terlihat di Mandalay
Tim informasi junta mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 694 kematian telah dikonfirmasi di wilayah Mandalay dengan 1.670 orang terluka.
Namun komunikasi tidak lancar, dan skala bencana yang sebenarnya belum diketahui, sehingga jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat secara signifikan.
Seperti dilansir Al Arabiya, foto AFP dari Mandalay menunjukkan beberapa bangunan runtuh menjadi tumpukan puing dan logam bengkok yang dilapisi debu, dipenuhi orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri.
"Sampai sekarang saya masih gemetar dan sangat kaget," kata seorang warga Myanmar, Kyaw Myo saat dihubungi dari Jakarta, tak lama setelah gempa bumi dengan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) siang.
Kyaw Myo menjelaskan saat itu dirinya sedang berada di lantai sembilan apartemennya yang berada di pusat kota Yangon, Myanmar. Meski berjarak 384 mil dari pusat gempa yakni Sagaing, guncangan kuat terasa di Yangon.
View this post on Instagram