REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Republik Islam Iran akan memberikan respons dahsyat jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melanjutkan ancamannya dengan menggunakan opsi militer terhadap Terheran. Hal itu ditegaskan oleh Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami.
"Kami berdiri tegak atas segala ancaman, dan jika ancaman dilancarkan, kami akan merespons dengan cara yang paling parah, tetap sasaran, menghantam dan menghancurkan," kata Hossein Salami dikutip Iran International, Sabtu (15/3/2025).
Trump diketahui telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menawarkan negosiasi atas program nuklir dan mengingatkan opsi intervensi militer. Salami pun menganggap remeh tawaran Trump itu sebagai kepura-puraan, dengan mengatakan, "Musuh dengan palsunya berbicara tentang negosiasi langsung di bawah bayang-bayang ancaman. Musuh tidak bisa dipercaya dan tidak menghargai komitmen atau perjanjian apa pun."
Salami mengingatkan, adalah AS yang pada 2015 menghancurkan perjanjian nuklir antara Teheran dan negara-negara adidaya di dunia dan "melanjutkannya dengan aksi agresif seperti tekanan, sanksi, dan ancaman."
"Bangsa Iran sangat memahami musuhnya dan tidak pernah menaruh perhatian pada kata-kata kepura-puraan."
