REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Langkah efisiensi pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengorbankan ratusan ribu pekerjaan pemerintah federal. Sumber dari Kongres mengatakan Trump memberhentikan lebih dari 800 pegawai Badan Kelautan dan Atmosfer (NOAA). Selain memberikan prakiraan cuaca, NOAA juga memiliki banyak fungsi, termasuk membuat model dan mengumpulkan data iklim.
Ilmuwan iklim dan profesor di University of California Daniel Swain mengatakan, meski tidak banyak yang mengetahui, tapi sebagian besar prakiraan cuaca swasta seperti di stasiun televisi atau aplikasi berasal dari data NOAA. "(Prakiraan cuaca swasta) dibangun langsung dari tulang punggung instrumentasi, data, model untuk melakukan prediksi dan prakiraan cuaca NOAA yang didanai pembayar pajak," kata Swain, akhir pekan lalu.
Ilmuwan iklim dan pegawai pemerintah federal Tom Di Liberto mengatakan ia diberhentikan saat menjalani masa percobaan menjadi pegawai tetap sejak tahun lalu. Liberto sudah bekerja di NOAA sebagai kontraktor sejak 2010.
"Sektor swasta tidak bisa melakukan apa yang NOAA lakukan dan begitu pula sebaliknya, membersihkan NOAA seperti menghilangkan lantai pertama dari gedung pencakar langit dan menghancurkan gedungnya," kata Liberto.
Anggota Kongres dari Partai Demokrat Jared Huffman yang mewakili pesisir utara California mengatakan bertemu dengan nelayan yang marah dengan gangguan data NOAA yang sangat mereka andalkan. Huffman mengatakan para nelayan itu bukan oposisi pemerintah yang Trump sering tuduh sebagai kelompok kiri.
"Mereka orang-orang berjari tebal yang bekerja dengan tangan mereka, yang bekerja di atas air. Sejujurnya, saya pikir sebagian besar dari mereka adalah simpatisan Partai Republik, dan mereka dikhianati," kata Huffman.
Ilmuwan NOAA yang mengerjakan model atmosfer dan arus laut, Nadir Jeevanjee mengatakan 10 peneliti di laboratoriumnya di University of Princeton diberhentikan. Pekerjaan Jeevanjee membantu memprediksi kemunculan badai dan memberi informasi pada para nelayan di AS. "Kami membutuhkan ilmuwan-ilmuwan muda ini," kata Jeevanjee.
Ia yakin para ilmuwan muda itu dapat menemukan pekerjaan baru. Tapi, pemberhentian mereka justru menjadi kerugian bagi masyarakat. "Kami berada di garis depan dalam membangun model komputer arus cuaca yang langsung dimasukkan ke dalam prediksi cuaca. Kami mengorbankan itu," katanya.
Mantan pejabat NOAA masa pemerintahan Presiden Barack Obama, Jane Lubchenco mengatakan, pemberhentian massal NOAA tidak akan menyelamatkan anggaran pemerintah. Sebab, lembaga itu sudah lembaga yang "ramping."
"Pemberhentian massal hari ini di NOAA merupakan bencana nasional dan pemborosan uang yang sangat besar, menghancurkan kemampuan NOAA untuk menyediakan informasi yang menyelamatkan nyawa, menjaga kesehatan laut kita, dan memperkuat ekonomi tidak masuk akal — tidak masuk akal sama sekali," tulisnya tulisnya di LinkedIn.
Pemberhentian massal NOAA bagian dari serangan Trump dan miliuner Elon Musk yang kini masuk dalam pemerintahan dalam memangkas pengeluaran anggaran. Musk yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah memangkas 100 ribu dari 2,3 juta pegawai pemerintah federal lewat pemberhentian paksa dan sukarela.