Ahad 02 Mar 2025 20:42 WIB

Bela Zelenskyy, Menlu Jerman: Serangan Trump Kenyataan Pahit, Era Baru Kezaliman Dimulai

Baerbock mengaku tidak bisa tidur nyenyak pada malam Trump serang Zelenskyy.

Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, tengah, di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 28 Februari 2025, di Washington.
Foto: AP Photo/Mystyslav Chernov
Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, tengah, di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 28 Februari 2025, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengkritik Presiden AS Donald Trump lantaran 'menyudutkan' Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat kunjungan resmi petinggi Kiev ke Washington.

Baerbock menyebut pertikaian yang menegangkan di Gedung Putih sebagai tanda lain dari 'era baru kezaliman' di dunia saat ini.

Baca Juga

"Sayangnya, ini bukan mimpi buruk, tetapi kenyataan pahit. Era baru kezaliman telah dimulai, Waktu yang zalim di mana kita harus mempertahankan tatanan internasional yang berbasis aturan, dan kekuatan hukum lebih dari sebelumnya melawan kekuatan yang terkuat," katanya.

Baerbock mengatakan dalam konferensi pers pada Sabtu (1/3) bahwa seperti banyak orang lainnya, dia tidak bisa tidur nyenyak pada malam sebelumnya setelah menyaksikan kejadian di Gedung Putih saat Trump mengkritik keras Zelenskyy. Trump menuding presiden Ukraina itu tidak siap untuk perdamaian.

Baerbock menyuarakan dukungannya terhadap posisi Zelenskyy bahwa setiap negosiasi dengan Rusia harus memastikan perdamaian yang adil dan abadi. Bukan hanya gencatan senjata sementara tanpa jaminan keamanan bagi Ukraina.

"Tidak ada yang lebih membutuhkan atau menginginkan perdamaian daripada Ukraina. Upaya diplomatik AS tentu saja penting --- tetapi perdamaian semacam itu harus adil dan langgeng, bukan sekadar jeda hingga serangan Rusia berikutnya," kata menlu tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement