Senin 24 Feb 2025 18:44 WIB

AHY Sebut Demokrat Hadapi Tiga Ujian Berat, Salah Satunya Ditinggal Koalisi Perubahan

AHY sebut Partai Demokrat bisa melewat semua ujian itu dengan baik.

Rep: Bayu Adji PĀ / Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY memberikan pidato saat pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).
Foto: Bayu Adji
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY memberikan pidato saat pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi membuka Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025). Dalam momen itu, AHY sempat menyinggung ujian berat yang selama ini dihadapi partai.

AHY menyatakan, setidaknya ada tiga ujian berat yang dihadapi Partai Demokrat selama ini. Pertama, ujian itu datang ketika Partai Demokrat menggelar Kongres Ke-V, lima tahun lalu. Pasalnya, hari pada waktu partai menggelar kongres, pemerintah memberlakukan lockdown untuk mengantisipasi pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Mobilitas tentu menjadi sulit dan terbatas dan tentunya fokus dan prioritas Demokrat juga diarahkan untuk memperjuangkan kebijakan serta aksi nyata utk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu ekonomi rakyat," kata dia saat berpidato, Senin (24/2/2025).

Namun, Partai Demokrat bisa melewati ujian itu dengan baik. Pelaksanaan Kongres Ke-V Partai Demokrat juga berjalan baik.

Ia menambahkan, ujian berat selanjutnya yang dihadapi Partai Demokrat adalah ketika ada pihak yang hendak mengambil alih kepemimpinan partai pada 2020. Padahal, ketika itu partai sedang melakukan persiapan jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

"Ketika usia kepengurusan DPP bahkan belum satu tahun, kita menghadapi ancaman nyata, sebuah ancaman terhadap kedaulatan, kehormatan, dan eksistensi Partai Demokrat, yang dilakukan oleh sekelompok pengkhianat yang kemudian bersekongkol dengan oknum kekuasan," kata AHY. 

Menurut dia, pihak-pihak itu ingin mengambil alih Partai Demokrat secara inkonstitusional. Bukan hanya berupaya mengambil alih tak sesuai konstitusi, hal itu juga dilakukan dengan menabrak etika, moral, hukum, dan tentunya akal sehat.

"Saya bersyukur dan bangga kerana seluruh kader Demokrat di berbagai penuuru di manapun bersama-sama berdiri, bersatu, dan melawan kedzoliman tersebut," kata dia.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement