Sabtu 22 Feb 2025 10:27 WIB

Pasangan Lansia di Gaza Dikalungi Peledak oleh Israel, Tubuh Keduanya Hancur

Lansia itu sempat dijadikan tameng hidup oleh tentara Israel.

Seorang wanita Palestina duduk di depan rumahnya yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. PBB memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza adalah 53 miliar dolar AS, dan laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040.
Foto: Majdi Fathi/NurPhoto
Seorang wanita Palestina duduk di depan rumahnya yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. PBB memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza adalah 53 miliar dolar AS, dan laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Investigasi oleh Euro-Med Monitor mengungkap rincian lebih lanjut tentang pembunuhan pasangan lansia Palestina yang dipaksa mengenakan bahan peledak dan bertindak sebagai tameng manusia oleh pasukan Israel selama serangan militer di lingkungan Zeytoun, Kota Gaza pada Mei 2023.

Situs berita Israel HaMakom melaporkan bahwa pasukan Israel mengikatkan bahan peledak di leher seorang pria lansia Palestina dan menggunakannya sebagai tameng manusia sebelum membunuh dia dan istrinya.

Baca Juga

Menurut laporan tersebut, pria yang menggunakan tongkat jalan itu dipaksa untuk mengintai gedung-gedung di lingkungan tersebut untuk memastikan keamanan selama sekitar delapan jam.

Seorang tentara Israel memberi tahu HaMakom bahwa setelah bahan peledak dikalungkan di leher pria Palestina itu. Lansia itu diberi tahu bahwa jika dia melakukan sesuatu yang salah atau tidak seperti yang diinginkan, maka orang di belakangnya akan menarik picu dan kepalanya akan terlepas dari tubuh.

Meskipun laporan asli tidak menyebutkan nama para korban, usia mereka dan tanggal, lokasi, serta keadaan pembunuhan mereka sesuai dengan investigasi Euro-Med Monitor.

Euro-Med Monitor mengidentifikasi pasangan tersebut sebagai Mohammed Fahmi Abu Hussein, 70 tahun, dan Mazyona Hassan Fares Abu Hussein, 65 tahun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement