REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim pembela tak terima dengan putusan Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta yang memperberat hukuman terdakwa Harvey Moeis menjadi 20 tahun terkait korupsi penambangan ilegal bijih timah di lokasi izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah di Provinsi Bangka Belitung. Pengacara Harvey Moeis, Andi Ahmad mengatakan timnya memastikan pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) untuk melawan putusan banding tersebut.
“Upaya hukum kasasi pasti. Pasti kami akan ajukan,” kata Andi saat ditemui wartawan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta, Senin (17/2/2025).
Timnya belum menerima salinan putusan banding yang lengkap dari PT DKI Jakarta. Menurut Andi, setelah mendapatkan salinan putusan banding tersebut, timnya perlu mengkaji pertimbangan majelis hakim tinggi yang mengubah putusan 6,5 tahun penjara dari PN Tipikor sebelumnya.
Setelah telaah atas putusan banding tersebut, kata Andi, timnya juga masih perlu menunggu hasil banding terdakwa lainnya dalam kasus yang sama. Sebab kata Andi, masing-masing putusan terhadap para terdakwa dalam kasus timah tersebut punya keterkaitan.
“Maka yang pasti, kami akan menempuh upaya hukum. Tetapi untuk kemudian apakah akan menjadi keputusan (untuk kasasi), kami masih menunggu. Kami masih berdiskusi juga dengan tim lainnya, karena ini kan baru lima (terdakwa) yang diputus (banding),” ujar dia.
Namun terkait dengan Harvey Moeis, kata Andi, kliennya tersebut semestinya dinyatakan tak bersalah sejak peradilan tingkat pertama. Menurut dia, putusan banding oleh PT DKI Jakarta, pun patut untuk dikritisi karena menjatuhkan pidana yang berlipat terhadap suami dari aktris Sandra Dewi tersebut.
“Kami rasa putusan ini jauh lebih tinggi dari pada yang sudah diputuskan di awal. Dan kami meyakini, bahwa klien kami (Harvey Moeis), sama sekali tidak bersalah atas dakwaan, dan tuntutan jaksa,” ujar Andi.
