REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergantian posisi Direktur Utama dan Dewan Pengawas Perum Bulog diikuti kenaikan harga serapan gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg) benar-benar dirasakan petani. Keputusan strategis Menteri BUMN memilih Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog dan Mayjen Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama dianggap menjawab menjawab tantangan yang dihadapi petani selama ini.
"Kita melihat dalam waktu singkat setelah pergantian ini, ada perubahan signifikan dalam kebijakan serapan gabah yang lebih menguntungkan petani. Ini merupakan kabar baik yang telah lama dinantikan," kata Sekjen BPP Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Kamhar Lakumani dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (16/2/2025).
Menurut Kamhar, Sudaryono selaku Wamentan dan orang dekat Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan memastikan harga gabah yang lebih berpihak kepada mereka. Apalagi, kata dia, Sudaryono sebagai anak petani, paham betul permasalahan petani dari hulu ke hilir.
"Dan sebagai orang dekat presiden, beliau juga sangat mampu men-deliver keinginan Pak Prabowo mengangkat harkat petani," ucap Kamhar. Mengenai sosok Mayjen Novi Helmy Prasetya yang akan menjabat Danjen Akademi TNI, kata Kamhar, juga memiliki pengalaman teritorial yang sangat baik saat menjadi Aster Panglima TNI.
"Mayjen Novi memiliki banyak kelebihan, selain kepemimpinan dan manajemen strategis yang memang diperlukan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Bulog, beliau juga jaringan lapangan yang sangat luas sehingga berdampak besar pada performa kinerja Bulog. Mayjen Novi punya kedekatan khusus dengan para Babinsa di seluruh Indonesia yang membuat sosialisasi harga gabah ke petani dapat tepat sasaran," ucap Kamhar.
Menurut dia, duet Sudaryono dan Helmy diharapkan bisa memperbaiki nasib petani ke depan. "Setidaknya salah satu permasalahan petani khususnya soal pembelian gabah sudah teratasi dan petani puas," ucap Kamhar.