REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laporan Associated Press (AP) terbaru merinci bagaimana kontraktor keamanan Amerika yang menjaga lokasi distribusi bantuan warga Gaza telah menggunakan amunisi aktif, granat kejut, dan semprotan merica terhadap warga Palestina yang kelaparan.
Laporan itu dibuat didasarkan pada kesaksian dari dua kontraktor Amerika, video, pesan internal, dan analisis audio forensik. Kedua whistleblower (pembocor) tersebut mengatakan bahwa mereka mau mengungkap kasus ini karena ada praktik berbahaya dan tidak bertanggung jawab di lokasi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), organisasi kontroversial didukung AS dan Israel.
Reaksi dunia maya terhadap laporan tersebut cepat, dengan ratusan orang mengecam kontraktor militer swasta dan pusat distribusi.
"Penjahat bayaran AS... GHF dan gengnya adalah mesin pembunuh dengan pakaian 'kemanusiaan'", tulis seorang pengguna X dilansir Middle East Eye.
Pengguna X lainnya menyebut operasi GHF hanya 'tipuan' yang menutupi agenda kejam. Beberapa orang mengutip keterangan kantor berita tersebut tentang audio dari satu video.
"Pada saat itu, rentetan tembakan meletus di dekat lokasi, sedikitnya 15 tembakan. 'Whoo! Whoo!' (siapa-siapa) teriak seorang kontraktor. 'Saya rasa Anda mengenai satu orang', kata salah seorang. Kemudian terdengar teriakan: 'Hell Yeah, Boy!"
Meskipun klip tersebut tidak menunjukkan siapa yang menembak, atau ke mana tembakan diarahkan, kontraktor yang berbicara kepada AP mengatakan bahwa koleganya menembak ke arah warga Palestina di titik bantuan. Mereka melihat seorang pria di arah itu jatuh ke tanah.
Sementara beberapa pengguna memuji kantor berita tersebut atas laporannya, yang lain menyatakan frustrasi dengan waktu laporannya, yang menurut mereka datang terlambat.
"Ya terima kasih AP, lima minggu kemudian dan 600 orang tewas kemudian #beritaterkini", seorang pengguna memposting.
Video from Associated Press showing American contractors as they cheer after shooting Palestinians desperate for food. “Hell yeah boy” pic.twitter.com/m4YhHlMnmw
— Bruno Maçães (@MacaesBruno) July 2, 2025