REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Napoli Antonio Conte mengungkapkan rasa frustrasinya setelah timnya kebobolan gol penyeimbang pada menit-menit akhir dari AS Roma dalam lanjutan Serie A Liga Italia, Senin (3/2/2025) dini hari WIB. Ia menyebut momen tersebut meninggalkan “rasa pahit di mulut”.
Leonardo Spinazzola membawa Napoli unggul lebih dulu. Namun pemain Roma Angelino mencetak gol melalui tendangan voli di kotak penalti yang penuh sesak pada injury time untuk menyamakan kedudukan dan mengamankan hasil imbang 1-1.
“Imbang saat bertandang ke Roma bukanlah hasil buruk. Melihat Roma melakukan selebrasi gila-gilaan setelah mencetak gol penyeimbang pada menit-menit akhir melawan kami juga berarti kami melakukan sesuatu yang penting di sini,” ujar Conte dalam konferensi pers.
“Roma telah menang tujuh kali berturut-turut di Olimpico, yang selalu menjadi tempat yang sulit untuk bermain. Kami pasti pergi dari sini dengan rasa pahit di mulut karena kami memimpin hingga menit ke-92 tanpa benar-benar berada di bawah tekanan.”
Terlepas dari kebuntuan pada laga ini, Conte memuji kemajuan skuatnya, menunjuk pada tujuh poin yang mereka raih dari pertandingan terakhir melawan Atalanta, Juventus dan Roma.
Menurut Conte, hal seperti ini bisa terjadi dan merupakan bagian dari proses pertumbuhan pemain. Ia bersyukur mendapatkan tambahan satu poin dan timnya terus melangkah maju. "Senang dengan apa yang kami lakukan dan peningkatan yang terjadi secara bertahap. Kami harus belajar bahwa detail-detail kecil membuat perbedaan dan kami harus bekerja untuk belajar dari hal tersebut,” kata dia.
Pelatih asal Italia ini mengatakan bahwa jendela transfer telah menciptakan ketidakstabilan, dengan Napoli telah menjual Khvicha Kvaratskhelia ke Paris Saint-Germain, bulan lalu.
“Saya telah melihat bahwa tenggat waktu transfer telah dipindahkan ke 3 Februari, ini semakin lama dan bukannya lebih pendek. Ini periode yang tidak masuk akal bagi para pelatih, menciptakan ketidakstabilan dan bukan sesuatu yang kami inginkan,” kata dia.