REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membuat terobosan baru dengan membuka wisata edukasi bertajuk 'Lorong Sejarah' yang bisa diakses publik mulai Sabtu (25/1/2025). Pengunjung bisa menyusuri sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ditampilkan di kantor Kemenhan.
Untuk bisa mengikuti tur ini, pengunjung harus memiliki tiket Museum Nasional yang berlokasi di sisi utara Kemenhan. Setelah itu, mereka mendaftar dengan melampirkan tiket Museum Nasional untuk bisa menyusuri wisata sejarah selama sejam.
Baca: Menhan Sjafrie Puji Transformasi PT PAL Indonesia
"Lorong sejarah ini memang diinisiasi Presiden Prabowo saat menjabat menhan. Tadinya ini hanya perkantoran saja, beliau melengkapi dengan artefak dan data historis sejak 1945 sampai data kontemporer. Beliau punya interes khusus dengan sejarah dan perjuangan bangsa," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kemenhan, Brigjen Frega Wenas Inkiriwang saat membuka 'Lorong Sejarah' di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Sabtu.
Republika.co.id berkesempatan menyusuri Lorong Sejarah, yang menampilkan berbagai peperangan semasa masa awal-awal kemerdekaan RI. Berbagai pertempuran di berbagai daerah disajikan untuk bisa dinikmati pengunjung. Termasuk sejumlah para pejuang, di antaranya I Gusti Ngurah Rai, Jenderal Besar Soedirman, Soeharto, hingga Yos Sudarso.
Baca: Prabowo Sampaikan Ratusan Prajurit TNI AD Ikut Parade HUT Ke-76 India
Frega menjelaskan, Menhan Prabowo memang belum sempat membuat Lorong Sejarah menjadi ruang publik. Setelah Sjafrie Sjamsoeddin menjadi menhan, dibuat kebijakan baru untuk membuka akses agar Lorong Sejarah bisa dinikmati umum.
Hanya saja, tidak semua area perkantoran dibuka lantaran menhan, wamenhan, dan pejabat utama Kemenhan berkantor di situ. Meski begitu, enurut Frega, pembukaan Lorong Sejarah bagi publik sebagai alah satu upaya menghilangkan gambaran Kemenhan sebagai instansi yang sulit diakses atau kerap malah disebut angker.
"Harapannya lorong ini bisa mengedukasi karena ada perjuangan-perjuangan bangsa, yang mungkin generasi sekarang entah abai atau memang akses terbatas, sehingga bisa diingatkan kembali bahwa kita bangsa yang besar dan berdaulat, serta merebut kemerdekaan dengan tidak mudah," ucap Frega.
Baca: Lanud Sultan Hasanuddin Dukung Latihan Terjun Kopasgat
Dia menerangkan, saat ini, Lorong Sejarah dibuka untuk publik setiap hari Sabtu selama sebulan sekali secara gratis. Dalam grand opening, wisata edukasi sejarah dibuka untuk 150 orang yang dibagi ke dalam lima gelombang kunjungan.
Nantinya, terbuka kemungkinan penambahan waktu kunjungan wisata menjadi sebulan dua kali atau setiap pekan, setelah dilakukan evaluasi. Hanya saja, kata Frega, kunjungan untuk sementara dikhususkan bagi warga negara Indonesia (WNI), bukan turis asing.
Pun waktu kunjungan digelar pada hari libur agar tidak mengganggu kerja pejabat Kemenhan. "Tentunya akan membatasi ruang gerak jika ada pengunjung dari luar (jika bukan Sabtu)," kata mantan dandim Jakarta Utara tersebut.
Baca: Sjafrie Bertemu Menhan China di Beijing Perkuat Kerja Sama Pertahanan
Setelah menyusuri lorong di kantor Kemenhan yang merupakan gedung berserajah berusia satu abad, pengunjung bisa menaiki alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang diproduksi PT Pindad. Tersedia mobil Maung dan panser yang membawa pengunjung mengelilingi gedung-gedung Kemenhan sebagai satu rangkaian wisata edukasi.