Kamis 16 Jan 2025 13:40 WIB

Nelayan Protes Pagar Laut Diancam, 'Kalau Kamu Gak Sayang Anak Istri Boleh!'

Intimidasi itu dinilai tak hanya sekali atau dua kali dilontarkan.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Teguh Firmansyah
Penampakan pagar laut di kawasan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2024). Nelayan mengeluhkan sulit mencari tangkapan ikan akibat adanya pagar laut yang membentang di perairan Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Penampakan pagar laut di kawasan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2024). Nelayan mengeluhkan sulit mencari tangkapan ikan akibat adanya pagar laut yang membentang di perairan Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa di balik pembangunan Pagar Laut sepanjang 30,16 kilometer di Kabupaten Tangerang belum terpecahkan. Maun (55) warga Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang mengungkapkan ada nelayan di desanya yang sempat diintimidasi karena protes terkait pagar laut. Pagar laut itu dipasang tak jauh dari tempat ia melabuhkan kapalnya.

Warga yang juga salah satu awak kapal itu adalah Nano. Ancaman tersebut dilontarkan kepada Nano oleh salah seorang mandor ketika para nelayan protes hendak mencabut bambu pemasangan pagar laut. Pasalnya pagar laut itu sendiri menurutnya menghambat jalur akses perahu nelayan untuk melaut.

Baca Juga

"Lagi proses bangunnya itu kan sampai ribut ribut itu. Kami sempat diancam juga, kalau memang berani cabut, kalau memang kamu ga sayang anak istri boleh, dia bilang kayak gitu, sempat digituin," kata Maun saat dihubungi Republika, Kamis (16/1/2024).

"Kalau yang diancam seperti itu, namanya pak Nano, kalau saya cuma ditanya ini siapa gitu. Tapi foto-foto saya sudah tersebar juga sama temen-temen pas protes itu," katanya.

Maun mengungkapkan intimidasi tersebut tak sekali dua kali dilontarkan kepada warga. "Sekitar 2-3 kali. Iya itu, dia bilang kayak gitu meneror teman saya. Kalau memang sayang anak istri lu diem, gak usah banyak omong," katanya.

Tak tinggal diam, mendapatkan ancaman tersebut pihaknya langsung melaporkan ke pihak yang berwenang. Namun, ia mengaku mendapatkan respons yang kurang menyenangkan.

"Kami sempat lapor ke kepala desa ke anggota TNI, namanya anggota TNI aja yang wilayahnya, wewenangnya dia aja, kami disuruh diam, jadi kayak rakyat ini mau ngomong apa kalau aparat sudah seperti itu," katanya.

Kendati demikian, Maun mengungkapkan ancaman tersebut sekarang sudah tidak ada lagi. Meskipun kasus pagar laut sempat menjadi sorotan masyarakat luas. "Enggak, di kampung saya enggak ada (lagi ancaman)," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Pemerintah dinilai tak jujur

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement