Selasa 14 Jan 2025 20:33 WIB

Pemberdayaan Komunitas: Perpustakaan sebagai Pendorong Perubahan Sosial

Perpustakaan menjaga warisan budaya.

Perpustakaan UNM.
Foto: dok Republika
Perpustakaan UNM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan telah lama dikenal sebagai tempat untuk membaca dan mengakses buku, tetapi kini semakin diakui sebagai agen perubahan sosial yang memiliki peran penting dalam pemberdayaan komunitas. Di banyak tempat, perpustakaan menjadi lebih dari sekadar ruang penyimpanan buku.

Dengan membuka akses kepada berbagai lapisan masyarakat, perpustakaan berfungsi sebagai pusat informasi yang tidak hanya mendukung pendidikan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup sosial dan ekonomi penggunanya.

Baca Juga

Sebagai pusat pengetahuan, menurut Suagam, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM) perpustakaan menjadi salah satu pilar yang mendorong perubahan dalam masyarakat.

“Salah satu peran utama perpustakaan dalam perubahan sosial adalah dengan menyediakan akses informasi yang merata. Di tengah ketimpangan akses terhadap sumber daya pendidikan dan teknologi, perpustakaan hadir untuk mengatasi masalah tersebut,” katanya dalam rilis yang diterima, Kamis (9/1).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau kurang berkembang, misalnya, dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk mendapatkan pengetahuan, informasi, dan keterampilan yang sebelumnya sulit dijangkau. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui akses kepada berbagai materi pelatihan keterampilan, literasi digital, dan informasi terkait pekerjaan.

“Perpustakaan juga berperan besar dalam membangun komunitas yang inklusif. Berbagai program yang diselenggarakan oleh perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau kemampuan tertentu. Misalnya, perpustakaan menyediakan layanan untuk penyandang disabilitas, seperti buku braille dan perangkat lunak pembaca layer,” paparnya.

Di sisi lain, kata Suagam perpustakaan juga sering mengadakan program pelatihan bahasa atau keterampilan dasar lainnya untuk imigran dan kelompok minoritas, guna membantu mereka berintegrasi dengan lebih baik dalam masyarakat baru.

“Perpustakaan sering menjadi ruang bagi dialog sosial yang penting. Melalui acara diskusi, seminar, dan workshop, perpustakaan mendorong masyarakat untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap isu-isu sosial yang berkembang. Isu-isu seperti keadilan sosial, keberagaman, pendidikan inklusif, dan kesetaraan gender sering menjadi tema utama dalam acara-acara yang diadakan oleh perpustakaan,” jelasnya.

Dengan memberikan ruang bagi pertemuan berbagai ide dan perspektif, ungkap Suagam perpustakaan membantu menciptakan ruang yang memungkinkan masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi bagi tantangan sosial yang mereka hadapi.

“Pentingnya peran perpustakaan dalam membangun kesadaran sosial juga terlihat dari upaya mereka dalam melestarikan budaya lokal. Banyak perpustakaan yang memiliki koleksi-koleksi yang mendokumentasikan sejarah lokal, bahasa daerah, dan tradisi masyarakat setempat,” ujarnya.

Melalui pelestarian ini, ia menjelaskan perpustakaan tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menanamkan rasa bangga dan identitas di kalangan masyarakat. Ini menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran budaya yang berkontribusi pada pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat.

“Sebagai agen perubahan sosial, perpustakaan juga memberikan peluang untuk kolaborasi. Banyak perpustakaan bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk mengadakan program-program yang memberikan dampak langsung kepada Masyarakat,” bebernya.

Program-program ini tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga pada pengembangan ekonomi dan sosial, seperti kursus kewirausahaan, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan perempuan. Melalui kolaborasi ini, perpustakaan berperan dalam menciptakan dampak sosial yang luas dan berkelanjutan.

“Dengan berbagai peran yang dijalankannya, perpustakaan membuktikan dirinya sebagai pusat perubahan sosial yang vital dalam masyarakat. Dari menyediakan akses pendidikan, membuka peluang kerja, hingga memfasilitasi kolaborasi sosial dan budaya, perpustakaan memainkan peran yang tidak bisa diremehkan dalam membentuk masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkembang. Sebagai agen perubahan, perpustakaan terus memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, terhubung, dan berdaya,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement