Rabu 08 Jan 2025 09:11 WIB

Menkes Bilang Virus HMPV tidak Mematikan, Lantas Apa yang Perlu Diwaspadai?

Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik terkait informasi soal HMPV.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Seorang penumpang kapal dari Malaysia menjalani pemeriksaan suhu tubuh di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).
Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Seorang penumpang kapal dari Malaysia menjalani pemeriksaan suhu tubuh di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah lama ditemukan di Indonesia. Virus yang belakangan dilaporkan merebak di China itu dinilai bukan penyakit mematikan.

Merespons pernyataan Kemenkes, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jakarta Elva Farhi Qolbina mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jakarta untuk segera memberikan edukasi kepada warga HMPV. Ia menilai, langkah edukasi itu penting untuk dilakukan agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang benar tanpa menimbulkan keresahan.

Baca Juga

“Kami menyadari bahwa HMPV bukan ancaman baru dan seperti dijelaskan Menteri Kesehatan, virus ini menyerupai flu biasa serta tidak mematikan. Meski demikian, kewaspadaan tetap dibutuhkan terutama bagi anak-anak rentan,” kata dia melalui keterangannya, Selasa (7/1/2025).

Menurut dia, Dinkes Provinsi Jakarta harus melakukan edukasi dengan memberikan imbauan kepada warga. Imbauan itu mencakup langkah preventif yang sederhana, seperti menjaga pola hidup sehat serta penggunaan masker di tempat umum. Dengan demikian, masyarakat dapat melindungi diri dari potensi penularan tanpa berlebihan dalam merespons situasi.

“Dengan pemahaman yang benar, warga dapat tetap tenang menghadapi situasi ini. Edukasi harus fokus pada tindakan yang dapat dilakukan sehari-hari, seperti menjaga kebersihan, istirahat cukup, serta segera berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan jika mengalami gejala,” kata dia.

Elva mengingatkan, Dinkes Provinsi Jakarta juga harus memberikan perhatian khusus terkait HMPV, meski virus itu yang telah lama ada. Perhatian khusus perlu diberikan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.

“Komunikasi dari Dinkes sangat diperlukan untuk menjaga ketenangan masyarakat, memastikan mereka tetap waspada tanpa rasa cemas,” ujar Elva.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik terkait informasi soal HMPV. Pasalnya, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis. Menurutnya, HMPV sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit mematikan. Meski demikian, kata Budi, publik tetap perlu melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti istirahat yang cukup.

"Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Budi usai acara pelepasan Peserta Fellowship Kardiointervensi ke China dan Jepang di Jakarta, Senin (7/1/2025).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement