Ahad 02 Feb 2025 23:08 WIB

Guru Besar UKRIDA Jawab Kekhawatiran Penularan Virus HMPV yang Mirip Flu

Virus HMPV menjangkiti anak balita dan lansia

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).
Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKRIDA, dr Tonny Loho menjawab kekhawatiran masyarakat saat ini mengenai Human Metapneumovirus (HMPV).

Hal ini disampaikan dr Tonny saat menyampaikan orasi ilmiah dalam acara perayaan sekaligus sebagai pembuka rangkaian kegiatan Pekan Dies Natalis ke-58 UKRIDA di Auditorium Kampus II UKRIDA, Jakarta Barat.  

Baca Juga

Prof Tonny memaparkan tinjauan pustaka HMPV serta data infeksi HMPV di sebuah rumah sakit di Jakarta. Menurut dia, HMPV merupakan virus saluran pernapasan yang umumnya menginfeksi anak usia di bawah lima tahun dan lansia dengan imunitas menurun. 

Penularan virus ini serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

"HMPV dapat menyebabkan komplikasi pneumonia," kata dr Tonny dalam siaran persnya, Ahad (1/2/2025). 

Namun, dia mengungkapkan, virus tersebut tidak berpotensi menjadi pandemi berikutnya. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir. 

"Ini bukan virus yang memiliki sifat seperti Covid-19 yang sangat mudah menular lewat udara dan  berpotensi menyebabkan komplikasi berat seperti badai sitokin dan memiliki angka kematian yang tinggi," kata dia. 

Sebagai rangkaian kegiatan Pekan Dies Natalis ke-58 ini, UKRIDA juga menggelar berbagai forum kolaboratif selama sepekan pada 20-24 Januari 2025 dalam rangka memberikan kebermanfaatan di lintas disiplin keilmuan.

Serangkaian acara akademik, orasi ilmiah, seminar, dan pameran digelar untuk memadukan keunggulan ilmiah yang diselenggarakan sebagai kontribusi nyata bagi masyarakat. 

Beberapa pembicara kunci yang dihadirkan di antaranya, Tauhid Ahmad (INDEF), Armand Hartono (Wakil Presiden Direktur BCA), Kilala Tilaar (Martha Tilaar Group), Prof Bernard Tirtomoeljono Widjaja, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Prof Anwar Sanusi, Yasinta Astin Sokang, dan Jovial da Lopez (Narasi TV).

Dalam momentum ini, Rektor UKRIDA, Prof Herman Parung melaporkan berbagai pencapaian institusinya.

Di antaranya, perolehan akreditasi Unggul dari BAN-PT, pemeringkatan Unggul dari Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan SIMKATMAWA, peningkatan sertifikasi dosen UKRIDA yang telah diraih sebesar 46 persen, dan peringkat UI GreenMetric yang naik ke posisi 47 nasional. 

“Keunggulan ini adalah awal, bukan akhir melainkan awal untuk terus berkontribusi bagi masyarakat,” ujar Prof Herman.

Sementara itu, Plt Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Kemendiktisaintek RI, Tri Munanto mengapresiasi langkah UKRIDA selama ini. 

“Prestasi ini dapat menjadi pijakan untuk go internasional. Kolaborasi dengan industri dan respons terhadap tantangan global seperti kesehatan dan teknologi adalah kunci,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement