Ahad 12 Jan 2025 15:00 WIB

Dinkes Jakarta Temukan 79 Kasus HMPV pada Awal 2025, Bagaimana Kondisi Pasien?

Dinkes akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pencegahan.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).
Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jakarta menemukan puluhan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat Human Metapneumovirus (HMPV) pada awal 2025. Padahal, 2025 belum berjalan satu bulan.

Kepala Dinkes Provinsi Jakarta Ani Ruspitawati mengakui sudah ada puluhan kasus HMPV di wilayahnya. Namun, situasi tersebut diklaim dapat diatasi dengan langkah pencegahan sederhana dan penanganan yang tepat terhadap pasien. Tidak ada fatalitas terhadap para pasien yang terinfeksi HMPV.

Baca Juga

"Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus, dengan rincian 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus pada 2025," kata dia melalui keterangannya, Ahad (12/1/2025).

Menurut dia, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pencegahan. Ia menyebutkan, pencegahan bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan.

Ia mengatakan, pihaknya terus memantau kondisi kesehatan masyarakat melalui program edukasi kesehatan berbasis komunitas, serta menyediakan informasi yang mudah dipahami seputar gejala HMPV dan langkah penanganan awal. Hal itu diwujudkan dengan penyuluhan di sekolah melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam memahami pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.

"Edukasi ini dilakukan melalui kegiatan interaktif, seperti simulasi mencuci tangan dan pemberian informasi tentang cara menjaga daya tahan tubuh," ujar Ani.

Selain itu, menurut Ani, kegiatan penyuluhan di komunitas juga terus dilakukan melalui posyandu, puskesmas, kelompok masyarakat, dan kader kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement