Selasa 07 Jan 2025 15:57 WIB

Hampir 100 Orang Tewas Usai Gempa Guncang Tibet

Pusat gempa berada di Tingri, daerah pedesaan yang dikenal sebagai gerbang Everest.

Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat mencari korban selamat setelah gempa bumi di Kecamatan Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, China barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.
Foto: Xinhua Via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat mencari korban selamat setelah gempa bumi di Kecamatan Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, China barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang kaki bukit utara Himalaya dekat salah satu kota tersuci di Tibet pada hari Selasa (8/1/2025), kata otoritas China. Gempa bumi ini menewaskan sedikitnya 95 orang dan mengguncang bangunan-bangunan di negara tetangga Nepal, Bhutan, dan India.

Gempa bumi terjadi pada pukul 9.05 pagi dengan episentrumnya terletak di Tingri, daerah pedesaan yang dikenal sebagai gerbang utara ke wilayah Everest. Gempa terjadi pada kedalaman 10 km (6,2 mil), menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China. Layanan Geologi AS menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 7,1.

Baca Juga

Setidaknya 95 orang diketahui tewas dan 130 orang terluka di wilayah Tibet, demikian laporan televisi pemerintah China enam jam kemudian. Tidak ada laporan kematian di tempat lain.

Wilayah barat daya China, Nepal, dan India utara sering dilanda gempa bumi yang disebabkan oleh tabrakan lempeng tektonik India dan Eurasia.

Badan Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal (NDRRMA) mengatakan gempa tersebut terasa di tujuh distrik perbukitan yang berbatasan dengan Tibet.

Pusat gempa hari Selasa berada sekitar 80 km (50 mil) di utara Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia dan tujuan populer bagi para pendaki dan penjelajah alam.

Musim dingin bukanlah musim yang populer bagi para pendaki dan pendaki gunung di Nepal. Seorang pendaki asal Jerman menjadi satu-satunya pendaki gunung yang memiliki izin untuk mendaki Gunung Everest. Ia telah meninggalkan base camp setelah gagal mencapai puncak, kata Lilathar Awasthi, seorang pejabat Departemen Pariwisata.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement