REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih siap memfasilitasi tes DNA terkait kasus dugaan bayi tertukar salah satu pasiennya. Tes DNA itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran atas dugaan tersebut.
Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, mengaku telah melakukan mediasi dengan keluarga pasien. Usai mediasi dilakukan, pihaknya akan memfasilitasi pasien melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenaran atas dugaan bayi tertukar.
"Alhamdulillah hari ini telah terjadi pertemuan dan kesepakatan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan intinya kami dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih akan memfasilitasi proses pemeriksaan tes DNA untuk menguak kebenaran," kata dia melalui keterangannya yang diunggah akun Instagram RS Islam Cempaka Putih, yang dikutip Republika, Selasa (10/12/2024).
Ia menambahkan, pihak pasien bebas memilih laboratorium tempat pelaksanaan tes DNA dilakukan. Pihak rumah sakit disebut akan menanggung seluruh biaya tes DNA. "Semoga hal ini bisa menjadi jalan kebaikan untuk kita semua," ujar Jack.
Diketahui, kasus itu menjadi perhatian usai ayah dari bayi yang diduga tertukar, MR (27 tahun), mengunggah video di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, MR menduga bayinya yang telah meninggal dunia bukanlah anaknya. Pasalnya, kondisi bayi setelah dimakamkan tidak seperti bayi baru lahir.
MR menduga bayinya tertukar di sebuah RS di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. MR menjelaskan, istrinya yang sedang hamil tua mengalami kontraksi pada 15 September 2024. Kemudian, MR membawa istrinya ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Kemudian, kata MR pihak klinik merujuk ke rumah sakit di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Dapat rujukan tanggal 15 September 2024 ini, hari Minggu. Saya dirujuk dari klinik karena ini ke rumah sakit Cempaka Putih oleh dokter," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
MR mengaku istrinya mendapatkan rujukan karena air ketubannya kering sehingga perlu penanganan medis lebih lanjut. Setelah sudah di RS kawasan Cempaka Putih, istri MR pun menjalani operasi pada Senin (16/9/2024).
Setelah lahir, kata MR, pihak keluarga dilarang melihat si bayi yang berjenis kelamin perempuan itu dengan alasan masih dalam perawatan medis. "Itu bayi tidak diperlihatkan ke ibunya. Jenis kelaminnya pun, seluruh badan anggota tubuhnya pun tidak diperlihatkan sama saya sama istri saya. Saya cuma datang dipanggil untuk mengazankan bayi tersebut," ujar MR.
Lalu, sore harinya MR dikabari oleh pihak RS jika bayinya dalam kondisi kritis. Setelah itu, pihak RS meminta MR untuk menandatangani dokumen untuk memasang oksigen tambahan. "Tapi saya tidak sempat saya baca semua. Katanya 'pak tanda tangan dulu aja'. Katanya ini surat izin untuk memasang oksigen tambahan," kata MR menirukan ucapan petugas medis.
Keesokan harinya...