REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Atlet maraton Pau Gisbert memutuskan untuk tidak mengikuti Valencia Marathon akhir pekan ini. Dia mengaku tidak dapat fokus latihan di tengah bencana yang melanda kota terbesar ketiga di Spanyol tersebut akibat banjir bandang baru-baru ini.
Keputusan untuk melanjutkan perlombaan pada tanggal 1 Desember, hanya sebulan setelah banjir yang menewaskan 222 orang, telah memicu kontroversi. Para kritikus mengatakan, event tersebut diadakan terlalu cepat. Sebaliknya, para pelaku bisnis menyambut baik peningkatan pariwisata yang dapat membantu pemulihan ekonomi.
"Ketika Anda melihat sekeliling, kota tempat Anda dibesarkan hampir tidak ada lagi," kata Gisbert, dari pinggiran kota Valencia, Paiporta. "Meskipun naluri Anda mendorong Anda untuk berlari selama empat jam agar merasa seperti orang normal, pikiran Anda ada di tempat lain."
Gisbert, 30 tahun, mengatakan, dia berharap mereka yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam maraton tersebut, dapat meluangkan waktu untuk mengunjungi kota-kota yang terkena dampak bencana. Menurut Gisbert, mereka seharusnya berempati dengan para korban yang telah kehilangan begitu banyak hal.
Di sisi lain, Ignacio Cardona, seorang pedagang sayur dari salah satu daerah yang terendam banjir di selatan kota, mengatakan latihan untuk maraton merupakan bagian dari 'healing'.
"Berlari sangat penting bagi saya untuk dapat keluar dari seluruh situasi ini," katanya.
Dua pekan lalu, panitia penyelenggara menginformasikan jika peserta yang mendaftar untuk lomba lari sejauh 42,25 km di sekitar pusat kota pesisir tersebut mencatat rekor hingga 35.000 orang. Panitia menegaskan, lomba akan tetap berlangsung sambil mengumpulkan dana untuk membantu membangun kembali fasilitas olahraga yang rusak.