REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden menyatakan Hizbullah Lebanon dan Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Genjatan senjata itu dimediasi oleh AS.
"Saat kesepakatan itu berlaku, pertempuran akan berakhir. Ini dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan secara permanen," ujar Biden, Selasa (26/11/2024).
Ia menegaskan kembali bahwa warga sipil di kedua belah pihak akan segera dapat kembali dengan aman ke komunitas mereka.
AS, bersama Prancis dan sekutunya, telah berjanji untuk bekerja sama dengan Israel dan Lebanon untuk memastikan kesepakatan itu sepenuhnya dilaksanakan. Biden juga memastikan bahwa tidak ada pasukan AS yang akan terlibat.
Tentang Gaza, Biden mengatakan orang-orang di sana juga berhak untuk mengakhiri pertempuran. "Orang-orang Gaza telah melalui neraka. Dunia mereka telah hancur."
Biden menekankan pemerintahannya akan terus mendorong gencatan senjata di Gaza juga.
Penarikan pasukan
Gencatan senjata Lebanon-Israel efektif mulai pukul 02:00 GMT (04:00 waktu setempat) Rabu dini hari. Ia menyatakan bahwa selama 60 hari ke depan, Israel akan secara bertahap menarik pasukannya yang tersisa.
Orang-orang di Lebanon dan Israel akan segera dapat kembali dengan aman ke komunitas mereka dan mulai membangun kembali kehidupan mereka, kata Biden.
Ia menambahkan bahwa jika Hizbullah melanggar perjanjian, Israel memiliki hak untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional.