REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari waktu ke waktu...
Cintaku padamu...
Tak ada yang berubah...
Timnas Indonesia...
Menang, Kalah dan Seri...
Ku Tetap Bernyanyi...
Lantangkan Suara ini..
Timnas Sampai Mati...
Ale.. ale...Ale.. Huh.. 3x
Suara nyanyian di atas tak berhenti bergema dari Tribun Selatan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Ribuan pendukung Timnas Indonesia yang menamakan diri Ultras Garuda Indonesia (UGI) selalu setia memberikan dukungan kapan pun dan di mana pun Skuad Garuda bertanding.
Saat melawan Jepang di SUGBK, Jumat (15/11/2024) lalu, sedikitnya ada 4.000 anggota UGI memenuhi tribun Selatan pada laga yang dihadiri oleh 60 ribu penonton tersebut. Selain lagu penyemangat di atas, lagu Garuda di Dadaku, serta teriakan Indonesia...Indonesia lantang mereka suarakan.
Ya, suporter yang sebagain besar mengenakan baju warna hitam ini, memang tak kenal lelah mendukung timnas Indonesia. Mereka sebenarnya berasal dari sejumlah fans klub sepak bola yang ada di Tanah Air.
Suporter klub yang biasanya kerap bentrok jadi menyatu ketika sudah tergabung ke dalam UGI. Tak ada laga warna klub yang mereka bawa. Demua melebur menjadi satu Merah-Putih.
Divisi Humas UGI ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/11/2024) mengatakan tak ada persyaratan khusus untuk bergabung bersama UGI. "Yang penting mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, memiliki Tuhan dan siap bertenggang rasa. Untuk personal, background mereka adalah suporter klub seperti Jakmania, Bobotoh, Bonek, dan lain-lain. Visi Ultras Garuda sendiri melebur semua warna asal mereka menjadi dua warna, Merah dan Putih, saat mendukung timnas."
Sejumlah keuntungan didapat saat menjadi Anggota UGI. Mulai dari pembelian merchandise sampai harga tiket yang lebih murah. Namun yang paling utama dari semua itu adalah bertambahnya teman dan persaudaraan.
"Kita ada harga spesial dibanding harga pada umumnya di web. Untuk kuota seusai permintaan kita. Asal bayar duluan ke PSSI. Untuk lawan Arab Saudi nanti malam hanya 2.000 lembar, karena hari kerja jadi banyak yang nggak bisa. Saat lawan Jepang hari Jumat jadi banyak yang cuti juga," lanjut keterangan dari Divisi Humas UGI.
Alasan utama para suporter bergabung dengan UGI adalah jiwa nasionalisme yang terpanggil saat menyaksikan timnas berlaga. Selama ini, tidak ada supporter khusus timnas sehingga terbentuklah UGI. Yang kedua, lanjutnya untuk mengurangi dan mengkikis rivalitas klub.
UGI berdiri sejak tahun 2010. Namun pembentukan kepengurusan baru dimulai pada 2015. Untuk memberi dukungan di stadion, anggota UGI seputar Jabodetabek biasanya berangkat dari rumah membawa kendaraan masing-masing atau kendaraan umum. Sementara di luar itu menggunakan bus secara rombongan.
Sebelum masuk ke SUGBK, mereka memilih Patung Bung Karno di Plaza Tenggara, GBK, Senayan.
UGI tak hanya mendukung timnas Indonesia saat main kandang. Ketika tandang pun ada sejumlag anggota yang setia memberi dukungan. Mereka rela mengeluarkan uang belasan juta rupiah demi mendukung timnas Indonesia yang bermain di luar negeri. Untuk laga di luar negeri, mereka sudah menabung jauh-jauh hari.
Timnas Indonesia senior yang utamanya mendapat dukungan. Setelah itu baru timnas Indonesia U-23. Kalau di bawahnya biasanya hanya bersifat personal karena ada skala prioritas.
Pemilihan baju yang dominan warna hitam, karena dianggap netral dan lebih gagah dengan warna hitam.
UGI senang karena timnas Indonesia kini sudah banyak pendukungnya dari kalangan menengah atas. Saat ini, juga sudah mulai banyak anak-anak, orang tua, dan perempuan yang datang langsung ke stadion. Tak ada rasa takut lagi untuk mendukung Timnas Indonesia.
"Kami ikut senang ya karena semakin banyak yang peduli sama Timnas. Namun kami juga minta komitmen mereka, jangan karena timnasnya lagi bagus aja didukung, tapi terus selamanya," kata keterangan Divisi Humas UGI tersebut.
Tak hanya di tribun Selatan di Tribun Utara SUGBK juga ramai pendukung Timnas Indonesia. Pendukung yang jumlahnya hampir sama tersebut, dan selalu menyemangati timnas bernama La Grande Indonesia. Itu hanya beda tribun saja, semuanya penuh kesamaan. Kita beda tribun pun hanya tidak ingin satu sisi tribun kosong. Jika kita sama-sama di utara ataupun selatan.
UGI masih merahasiakan koreografi seperti apa yang akan ditunjukkan saat Timnas Indonesia melawan Arab Saudi. Mereka tak mempermasalahkan pemain naturalisasi di timnas Indonesia.
UGI berharap timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia. Sebab, itu juga merupakan mimpi seluruh rakyat Indonesia.