REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menjelang 10 hari terakhir Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bogor, temuan hasil survei masih menunjukkan tingginya angka masyarakat yang belum memantapkan pilihannya (swing voters). Temuan survei Puspoll Indonesia baru-baru ini mengungkap, sebanyak 34,7 persen masyarakat Kota Bogor masih menjadi pemilih mengambang.
Selain itu, ada 7,2 persen masyarakat di Kota Bogor yang bahkan tidak mengetahui dengan pilihan siapa pasangan calon (paslon) wali kota-wakil wali kota. Survei Puspoll Indonesia yang dilakukan pertengahan November 2024, tidak jauh beda hasilnya dengan pernah dirilis awal Agustus 2024, yakni 30 persen masyarakat Kota Bogor masih sebagai swing voters.
Sedangkan temuan lembaga Charta Politika menunjukkan, masih ada 12,3 persen masyarakat Kota Bogor yang tidak menjawab dan tak tahu terhadap siapa paslon pilihannya di Pilwakot Bogor. Kemudian ada 3,8 persen warga Kota Bogor yang masih ragu berpartisipasi untuk mencoblos dalam Pilwakot Bogor dari hasil survei preverensi Charta Politika pada akhir September lalu.
Temuan survei Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) pada September 2024, juga memotret, 8,25 persen masyarakat di Kota Bogor masih berstatus sebagai swing voters. Survei LS Vinus bahkan mendapati hasil bila sebanyak 3,25 persen masyarakat di Kota Bogor akan bersikap abstain atau tidak memilih siapa pun paslon di Pilwakot.
Data-data temuan sejumlah lembaga survei tersebut memperlihatkan jika Pilwakot Bogor masih terasa dinamis sebab besarnya swing voters yang dapat diperebutkan lagi. Pengamat sosial IPB Sofyan Sjaf menyebut, semua paslon saat menggelar sosialisasi ternyata belum sepenuhnya menyentuh lapisan masyarakat.
"Bisa jadi juga akibat kejenuhan pemilu legislatif dan presiden relatif masih mewarnai di tengah masyarakat kita. Kejenuhan itulah yang harus diantisipasi. Sekarang waktunya kepada orang-orang (paslon) yang punya hajat untuk segera memperbaiki," kata Sofyan di Kota Bogor, Jawa Barat, akhir pekan ini,