Selasa 12 Nov 2024 17:21 WIB

Ini Pidato Pangeran MBS di KTT Riyadh, Kali Pertama Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

Pangeran MBS berpidato di KTT Pemimpin Negara Muslim dan Arab di Riyahd.

Pangeran Mohammed bin Salman mengutuk genosida di Gaza oleh Israel.
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Pangeran Mohammed bin Salman mengutuk genosida di Gaza oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengutuk agresi Israel di Gaza sebagai 'genosida'. Ini menjadi yang pertama Pengeran MBS merujuk kehancuran di Gaza akibat agresi Israel sejak Oktober tahun lalu sebagai aksi genosida.

Berbicara di KTT Pemimpin Negara Muslim dan Arab di Riyadh, Senin (11/11/2024), Pangeran MBS dalam pidatonya juga mengkritisi serangan Israel ke Lebanon dan Iran. Menandai meningkatnya perbaikan hubungan antara Riyadh dan Teheran, dia mengingatkan Israel terkait serangan ke tanah Iran.

Baca Juga

"KTT ini diselenggarakan sebagai perpanjangan dari KTT sebelumnya di tengah berlanjutnya kekejaman agresi Israel terhadap saudara-saudara kita rakyat Palestina dan agresi terhadap saudara kita di Lebanon," kata MBS dalam pidatonya dikutip Independent.

"Pihak kerajaan (Saudi) menegaskan kecamannya terhadap aksi genosida yang dilakukan oleh Isreal terhadap rakyat Palestina, yang mengakibatkan lebih dari 150 warga menjadi martir, terluka, dan hilang, yang mana mayoritas dari mereka adalah wanita dan anak-anak," kata MBS melanjutkan.

Secara de facto, Arab Saudi bergabung dengan para pemimpin negara di KTT tersebut untuk mendesak Israel menarik diri secara total dari Tepi Barat dan Gaza. Sementara, melalui Menteri Luar Negerinya, Saudi menyatakan, adalah sebuah "kegagalan dari komunitas internasional" bahwa perang di Gaza belum juga berhenti, sambil menuduh Israel menciptakan bencana kelaparan di wilayah tersebut.

"Di mana komunitas internasional utamanya telah gagal mengakhiri konflik segera dan menyetop agresi Israel," ujar Menlu Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud.

Perang di Gaza pecah setelah Hamas melancarkan serangan ke selatan Israel pada 7 Okotber 2024 yang menewaskan 1.200 orang dan 251 lainnya menjadi sementara. Israel kemudian melancarkan serangan balasan lewat operasi militer yang berlangsung hingga kini dan telah membunuh lebih dari 43.400 warga Palestina di Gaza di mana 70 persennya adalah anak-anak dan wanita.

Para pemimpin negara Muslim dan Arab di KTT Riyadh juga mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai "serangan berlanjut" Israel terhadap staf PBB di Gaza. Sebagai latar penyelenggaraan KTT Riyadh, Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih.

Para pemimpin Negara Teluk menyadari kedekatan Trump dengan Israel, tapi mereka juga memiliki hubungan baik dengannya, dan menginginkan Trump menggunakan pengarauhnya untuk menghentikan perang di kawasan.

Di Arab Saudi sendiri, Trump dinilai lebih disukai daripada Joe Biden, namun rekam jejaknya di Timur Tengah tak ajeg. Trump pernah membuat marah dunia Muslim lantaran mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pengakuan terhadap Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel dari Suriah. 

Trump juga sukses sebagai penengah Abraham Accords pada 2020 yang mana beberapa negara Teluk seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko mengesahkan hubungan diplomatik mereka dengan Israel yang kemudian juga disusul oleh Sudah. Dalam sebuah editorialnya, harian Saudi, hari ini menampilkan judul, "Sebuah era baru harapan. Kembalinya Trump dan Janji atas Stabilitas."

photo
Setahun Genosida di Gaza - (Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement