Kamis 24 Oct 2024 18:35 WIB

Hamas Konfirmasi Kunjungan ke Rusia di Tengah Gempuran Israel

Hamas tepis kunjungan mereka ke Rusia untuk minta bantuan militer.

Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  -- Gerakan Palestina Hamas mengonfirmasi kunjungan mereka ke Rusia. Dalam penjelasan, Hamas mengaku tidak meminta dukungan bantuan militer dari Rusia, tetapi mengharapkan dukungan politik Moskow/

Demikian disampaikan Wakil Kepala Kantor Politik Hamas Mousa Abu Marzook dalam wawancara dengan Sputnik.

Baca Juga

"Tidak, kami tidak membahas hal itu," kata Marzook ketika ditanya pertanyaan tentang bantuan militer Rusia.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa Hamas membutuhkan bantuan Rusia, khususnya dalam hal bantuan kemanusiaan dan dukungan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mazrook menambahkan bahwa pihaknya membahas rekonsiliasi faksi-faksi Palestina dan implementasi kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan intra-Palestina di Moskow pada akhir Februari, saat bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov pada Rabu (23/10).

Sebagaimana diwartakan, Hamas meminta Rusia untuk mendorong pemimpin Palestina Mahmoud Abbas bernegosiasi dengan Hamas mengenai masalah pembentukan pemerintahan persatuan nasional di Palestina.

Pada Kamis ini, Putin diagendakan bertemu dengan Abbas di sela-sela KTT BRICS di Kazan.

"Kami membahas berbagai isu yang berkaitan dengan persatuan nasional Palestina dan pembentukan pemerintahan yang akan memerintah Jalur Gaza setelah perang usai. Kami menjelaskan posisi kami mengenai masalah ini dan peran Federasi Rusia di dalamnya," papar Marzouk.

"Abbas harus hadir di Kazan pada Pertemuan BRICS dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sana. Kami menyatakan keinginan kami agar pihak Rusia berbicara dengan Abbas untuk mendorongnya memulai negosiasi sehingga kami dapat mencapai hasil dalam hal ini," kata Marzouk menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement