Jumat 11 Oct 2024 22:34 WIB

PBB Didesak Selidiki Serangan Israel Terhadap UNIFIL yang Lukai Prajurit TNI

Dua prajurit TNI terluka akibat serangan militer Israel ke pos UNIFIL.

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Kementerian Luar Negeri Lebanon mendesak masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki serangan sistematis dan disengaja Israel terhadap pasukan sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Dalam serangan tersebut, dua prajurit TNI dilaporkan terluka.

"Lebanon mendesak Dewan Keamanan [PBB], komunitas internasional, dan negara-negara yang berkontribusi dalam misi UNIFIL untuk melakukan penyelidikan atas masalah ini," demikian bunyi pernyataan yang juga mendesak Dewan Keamanan untuk mengecam serangan tersebut, Jumat (11/10/2024).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Lebanon menekankan bahwa tidak adanya sikap tegas dari anggota Dewan Keamanan akan memungkinkan Israel melanjutkan serangannya terhadap Lebanon. Serangan itu sekaligus dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.

Pada Kamis (10/10/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang tiga posisi UNIFIL, menurut sumber penjaga perdamaian kepada Al Jazeera, dan menambahkan bahwa dua penjaga perdamaian terluka dalam serangan tersebut. Media melaporkan bahwa IDF menempatkan penjaga perdamaian dalam bahaya dengan memposisikan pasukan mereka di dekat misi PBB selama operasi darat Israel melawan gerakan Hizbullah, Lebanon.

Sejak 1 Oktober, Israel telah melakukan operasi darat melawan pasukan Hizbullah di Lebanon selatan sambil melanjutkan serangan udara. Meskipun mengalami kerugian, Hizbullah terus melawan pasukan Israel di darat dan meluncurkan roket melintasi perbatasan. Israel mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi aman bagi kembalinya 60 ribu penduduk yang melarikan diri akibat pengeboman di utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement