Jumat 11 Oct 2024 09:56 WIB

PM Italia Resmi Protes Serangan IDF ke UNIFIL, Indonesia Kapan?

Menhan Italia sebut serangan Israel ke UNIFIL adalah kejahatan perang.

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto:

Terkait serangan Israel ke markas UNIFIL yang melukai dua prajurit TNI tersebut, Menlu RI Retno Marsudi memberikan keterangan persnya kepada media di sela KTT ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024) pukul 06.30 pagi waktu setempat. "Begitu mendapatkan informasi tersebut, saya langsung menghubungi komandan kontingen Garuda Kolonel Ghoffar (Komandan Satgas FHQSU UNIFIL Lebanon) guna mendapatkan informasi dan konfirmasi langsung mengenai kondisi dua penjaga perdamaian asal Indonesia," ujar Menlu Retno dilaporkan jurnalis Republika di Vientiane, Muhammad Hafil.

Menurut Menlu, pada saat dia menghubungi Kolonel Ghoffar dari Vientiane, Laos, diperoleh informasi bahwa kedua TNI yang menjadi penjaga perdamaian asal Indonesia mengalami luka ringan. Namun masih berada di rumah sakit untuk melakukan observasi.

Retno kemudian menitipkan salam kepada para anggota TNI yang terluka maupun yang sedang bertugas menjadi pasukan penjaga perdamaian. "Saya sampaikan salam, yang kuat ya (untuk TNI di sana)!" ujar Retno.

Menlu Retno mengatakan, terhadap serangan tersebut, Indonesia mengutuk keras Indonesia. Serangan terhadap personel dan properti PBB merupakan sebuah pelanggaran besar International Humanitarian Law dan juga Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

Seperti diketahui, serangan militer Zionis Israel (IDF) di Naquora, Lebanon Selatan melukai dua prajurit TNI yang sedang bertugas sebagai pasukan PBB di bawah United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) pada Kamis (10/10/2024) pagi waktu setempat. Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra adalah dua personel yang menjadi korban.

Dalam siaran pers Puspen TNI, pada pukul 05.00 waktu setempat, penjaga di menara lain melaporkan menara tempat Eggy dan Nafrian sedang dibidik IDF. Ada laser pembidik diarahkan ke menara tersebut.

Beberapa menit kemudian, peluru meluncur ke menara tersebut. Eggy terluka di kaki dan tangan. Sementara Nofrian terluka di kaki. Tank Merkava Israel juga menyasar pintu masuk tempat perlindungan pasukan UNIFIL.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto menyebut, pasukan Israel dalam posisi mengincar TNI. Hal itu ditandai dengan IDF yang menembakkan peluru ke arah menara pengawas yang dijaga personel TNI.

"Situasi kontak tembak terus terjadi dan tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaannya di seputaran Green Hill. Rekoset (peluru nyasar) luncuran mengenai tower pengamatan (OP 14) yang diduduki oleh personel pengamat situasi," ujar Hariyanto.

Setelah serangan terhadap posisi UNIFIL, satu-satunya komentar yang datang dari Israel hanyalah komentar duta besarnya untuk PBB Danny Danon. Dia menyerukan pasukan penjaga perdamaian untuk bergerak lima kilometer ke utara.

photo
Kondisi pasukan TNI yang bertugas sebagai UNIFIL kala diserang militer Zionis Israel (IDF) di Naquora, Lebanon Selatan, Kamis (10/10/2024) pagi waktu setempat. - (Republika.co.id)

“Kami fokus pada perang melawan Hizbullah dan akan terus berkoordinasi dengan UNIFIL, namun rekomendasi kami adalah UNIFIL bergerak lima kilometer ke utara untuk menghindari bahaya ketika pertempuran semakin intensif dan sementara situasi di sepanjang Garis Biru masih tidak stabil akibat agresi Hizbullah,” dia mengatakan.

Kepada Aljazirah, juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti menjelaskan bahwa pasukan Israel sebelumnya telah meminta pasukan PBB untuk “bergerak dari beberapa posisi di sepanjang Garis Biru (garis demarkasi antara Israel dan Lebanon), namun kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi PBB. bendera berkibar di Lebanon selatan".

“Menargetkan pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran yang sangat serius, tidak hanya terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, tetapi juga terhadap hukum humaniter internasional,” kata Tenenti.

Mengenai masa depan misi tersebut, ia menekankan bahwa "jika situasi membuat operasi di Lebanon selatan tidak mungkin dilakukan, maka Dewan Keamanan akan memutuskan bagaimana melanjutkannya". “Saat ini kami tinggal, kami berusaha melakukan segala yang kami bisa untuk memantau dan memberikan bantuan,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement