REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia berterima kasih pada Presiden Joko Widodo. Hal itu terkait perjalanan kariernya dalam beberapa tahun terakhir.
Tepatnya di era Jokowi memimpin Indonesia. Bahlil mendapat peran melakukan sejumlah tugas penting. Kini kurang dari dua pekan lagi, akan ada pemerintahan baru.
"Secara pribadi, Bapak Presiden, saya mengucapkan terima kasih karena di era bapak memimpin, saya tiga kali dilantik oleh bapak," kata tokoh kelahiran Maluku Tengah itu, saat berbicara di hari jadi Pertambangan dan Energi ke-79, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Pertama, sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kedua sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Ketiga ia meneruskan tugas Arifin Tasrif di Kementerian ESDM.
Banyak tahapan dilalui dan pengalaman yang diperoleh hingga kini ia berada di posisi sekarang. "Selain tiga kali dilantik (di kabinet), bulan Agustus (2024) kemarin, saya juga dilantik dengan warna kuning, karena itu terima kasih pak. Tidak terasa waktu berlalu, sebentar lagi akan memasuki tanggal 20 Oktober (2024). Ada pertemuan pasti ada perpisahan," tutur Bahlil.
Terkait peran lain sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan tugas Airlangga Hartarto, ia menegaskan, akan selalu mengemban amanah.
Sementara di sektor ESDM, jelas Bahlil, ada beberapa prioritas. Itu juga merupakan isu global dan fokus pemerintahan Jokowi. Dua di antaranya, transisi energi dan hilirisasi.
"Saya pikir semuanya sudah melakukan apa yang kami programkan ke depan, apa yang menjadi arah, Bapak Presiden, terkait dengan transisi energi, terkait dengan proses hilirisasi, akan selalu menjadi pegangan bagi kami," ujar tokoh asal Papua itu.
Isu transisi energi sudah menjadi pembasahan global. ESDM berperan penting mengatur formulasi terbaik demi mencapai target yang ditetapkan negara. Indonesia ingin net zero emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat.
Lalu hilirisasi bisa meningkatkan perekonomian nasional. Dampaknya ke berbagai area. Dengan adanya industri turunan, selain menambah pendapatan negara, juga berpotensi membuka lebih banyak lapangan kerja.