REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Wartawan Republika/Muhammad Hafil dari Vientiane, Laos
Wapres Maruf Amin menyampaikan tigal hal penting untuk keberlanjutan ASEAN. Hal tersebut disampaikan Wapres saat plenary session di KTT ke-44 dan ke-45 ASEAN di National Convenstion Centre (NCC), Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024).
"Kita butuh tiga hal agar kapal besar ASEAN terus berlayar," ujar Wapres.
Menurut Wapres, yang pertama yaitu dayung kebersamaan. Ini karena menjaga stabilitas kawasan krusial bagi masa depan ASEAN.
"Di sinilah pentingnya terus pastikan pengarusutamaan implementasi AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific)
untuk terus menggaungkan paradigma kolaborasi," ujar Wapres.
Wapres mengapresiasi penyelenggaraan Forum ASEAN-Indo Pasifik ke-2,
dan pembentukan Jaringan Bisnis ASEAN-Indo Pasifik sebagai wujud kerja sama konkret dalam kerangka AOIP.
Agar dayung kebersamaan ini lebih kuat, Indonesia menyambut baik Deklarasi AOIP sebagai rujukan utama arsitektur kawasan yang inklusif dan berpusat pada ASEAN.
Kedua, layar inovasi. Wapres menjelaskan bahwa kemajuan teknologi dan digitalisasi adalah angin perubahan yang terus berembus cepat. Agar ASEAN mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, perlu mendorong inovasi dan integrasi ekonomi yang lebih mendalam.
RCEP (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional) adalah layar inovasi ASEAN guna bersaing dalam era baru ekonomi global yang semakin terintegrasi dan berkelanjutan.
Wapres mengatakan, Indonesia menyambut baik keinginan Chili, Sri Lanka, dan Hong Kong untuk bergabung dalam RCEP. "Ke depan kita perlu terus perkuat RCEP termasuk melalui penunjukan Direktur Eksekutif dan aktivasi Unit RCEP di Sekretariat ASEAN," ujar Wapres.
Ketiga, kompas keberlanjutan.
Wapres menjelaskan bahwa ASEAN perlu adaptif dan responsif dalam menjawab tantangan masa kini dan mendatang. Di antaranya seperti isu perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kelangkaan air dunia.
"Karenanya ASEAN harus terus berkomitmen pada pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga keberlanjutan," ujar Wapres.
Visi Komunitas ASEAN 2045 adalah kompas keberlanjutan yang perlu terus dilengkapi dengan rencana strategis secara konkret. Dalam konteks ini, pada Keketuaan Laos tahun ini, Indonesia telah menjadi promotor dibentuknya Gugus Tugas Ekonomi Biru ASEAN sebagai panduan berbagai kerja sama ekonomi biru di kawasan.
"Saya juga berharap Rencana Strategis Implementasi Visi 2045 dapat disepakati tahun depan di Malaysia," ujar Wapres.