REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Siapa sangka daun tomat bisa bikin petani galau? Tapi tenang, para petani di Desa Rasau Jaya Satu, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Pontianak kini punya senjata baru untuk melawan penyakit tanaman mereka. Berkat tim riset dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak, mereka kini bisa mendeteksi penyakit daun tomat dengan SIDETOM—aplikasi yang canggih banget!
Dengan memanfaatkan model deep learning EfficientNetV2L, tim riset Universitas BSI berhasil mengembangkan aplikasi bernama Sistem Deteksi Tanaman Tomat (SIDETOM), yang mampu mendeteksi penyakit daun tomat dari gambar daun itu sendiri. Ini teknologi mutakhir, Sob! Aplikasi ini nggak cuma membantu petani mendeteksi penyakit lebih dini, tapi juga berkontribusi meningkatkan hasil panen mereka secara signifikan.
Tahu nggak sih? SIDETOM ini adalah hasil kerja keras tim riset yang dipimpin oleh Ali Mustopa dan anggota lainnya, yaitu Umi Khultsum, Raja Sabaruddin, serta dua mahasiswa keren, Reza Ikhsanda dan Herman Firmansyah. Aplikasi ini diujicobakan langsung ke petani di Desa Rasau Jaya Satu pada 14 dan 21 September 2024. Keren, kan?
Dalam sambutannya, Ali Mustopa, M.Kom bilang, “Kami harap SIDETOM ini bisa jadi solusi jitu buat para petani di sini untuk mendeteksi penyakit lebih cepat dan mencegah penyebaran penyakit daun tomat. Dengan begitu, hasil panen mereka bisa meningkat tajam,” Senin (23/9/2024).
Tak ketinggalan, Umi Khultsum ikut menambahkan, riset ini dilakukan dengan tujuan memberi kontribusi nyata kepada petani, terutama dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. SIDETOM memungkinkan mereka mendeteksi penyakit lebih akurat, sehingga penanganannya bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.
Raja Sabaruddin pun mengamini hal tersebut. Ia menegaskan bahwa SIDETOM akan memberikan data komprehensif tentang kondisi tanaman, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Tidak cuma dari pihak kampus, dukungan penuh datang dari Suwono, Kepala Desa Rasau Jaya Satu.
“Kami sangat mengapresiasi tim riset dari Universitas BSI atas dedikasi dan kontribusinya kepada para petani di desa ini. Sistem ini benar-benar membantu kami menghadapi tantangan penyakit tanaman tomat,” ujarnya.
Agus Suparlan, Pengurus Gapoktan Desa Rasau Jaya Satu, juga ikut berkomentar, dengan SIDETOM, bisa identifikasi penyakit lebih cepat dan tepat. "Harapannya, sistem ini bisa terus berkembang dan bisa diterapkan lebih luas di kalangan petani lainnya,” katanya.
Dengan aplikasi ini, SIDETOM diharapkan dapat menjadi inovasi yang signifikan dalam menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Rasau Jaya Satu. Siapa sangka teknologi bisa bantu panen lebih banyak dan lebih berkualitas?