Kamis 03 Jul 2025 12:10 WIB

35 Penumpang KMP Tunu Ditemukan, 4 di Antaranya Meninggal Dunia

Data nama dan keterangan korban KMP Tunu hingga kini masih dalam proses pendataan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Keluarga menunjukan panggilan video dengan anaknya yang menjadi korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di posko pengaduan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Timsar gabungan berhasil menemukan 14 korban selamat dari total manifest sebanyak 53 penumpang dan 12 kru kapal.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Keluarga menunjukan panggilan video dengan anaknya yang menjadi korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di posko pengaduan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Timsar gabungan berhasil menemukan 14 korban selamat dari total manifest sebanyak 53 penumpang dan 12 kru kapal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden tragis menimpa Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam. Kapal feri yang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, ini dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB.

Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi, melaporkan hingga Kamis (3/7/2025) pukul 11.00 WIB, tim SAR gabungan menemukan 35 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Namun, di antara mereka, empat korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Baca Juga

"Pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, dan penumpang selamat maupun yang meninggal dunia saat ini masih dievakuasi ke Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali," ujar Wahyu.

Ia mengatakan tim SAR gabungan terus memperluas area pencarian, menyisir ke arah selatan, untuk menemukan puluhan penumpang lain yang masih dinyatakan hilang di lintasan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Muhammad Masyhud, mengatakan para korban selamat dan mereka yang meninggal dunia tengah ditangani lebih lanjut di Gilimanuk, Bali. "Data nama dan keterangan korban masih dalam proses pendataan," kata Masyhud.

Insiden nahas ini terjadi di Perairan Selat Bali, tepatnya pada koordinat 8° 9'32.35"S 114°25'6.38"E. KMP Tunu Pratama Jaya, yang bertolak dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.56 WIB, dilaporkan mengalami kondisi distress (darurat) pada pukul 23.20 WIB. Hanya berselang 15 menit, kapal tersebut dilaporkan tenggelam pada pukul 23.35 WIB, sebelum sempat mencapai Pelabuhan Gilimanuk.

Berdasarkan data manifes sementara, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut total 53 orang penumpang, 12 orang awak kapal, serta 22 unit kendaraan dari berbagai golongan. Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah diaktifkan sejak dini hari, melibatkan Tim Gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), ASDP, serta berbagai instansi terkait lainnya. Seluruh upaya ini dikoordinasikan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan setempat.

Meskipun upaya penyelamatan terus berlangsung intensif, tim di lapangan menghadapi tantangan yang signifikan. Masyhud menyampaikan bahwa proses evakuasi sangat dipersulit oleh kondisi gelombang laut yang tinggi, mencapai 2 hingga 2,5 meter, ditambah dengan angin kencang dan arus kuat di sekitar lokasi kejadian. Kondisi cuaca ekstrem ini menjadi penghambat utama dalam upaya mencapai dan mengevakuasi korban secara maksimal.

"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan," ujar Masyhud.

Sebagai langkah koordinasi lebih lanjut, sebuah Posko Terpadu Penanganan Evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya telah didirikan di Kantor ASDP Cabang Gilimanuk. Posko ini berfungsi sebagai pusat informasi dan koordinasi bagi semua pihak terkait dalam penanganan insiden.

Masyhud akan terus memberikan pembaruan informasi kepada publik. "Kami akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut seiring informasi resmi dari tim SAR di lapangan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement