Jumat 20 Sep 2024 14:18 WIB

Indonesia Berharap Eskalasi Kekerasan di Timur Tengah Dihentikan

Indonesia mengharapkan Israel mematuhi ketentuan hukum kemanusiaan internasional.

Petugas penyelamat berusaha mengeluarkan warga yang terkubur akibat bombardir Israel di wilayah al-Mawasi, Gaza, Ahad (9/9/2024) malam.
Foto: Quds News Network/X
Petugas penyelamat berusaha mengeluarkan warga yang terkubur akibat bombardir Israel di wilayah al-Mawasi, Gaza, Ahad (9/9/2024) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia mengharapkan segala bentuk eskalasi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah dihentikan. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Abdul Kadir Jailani. Indonesia mengharapkan Israel mematuhi ketentuan hukum kemanusiaan internasional.

“Pemerintah Indonesia secara dekat mengikuti perkembangannya dengan penuh keprihatinan karena eskalasi terus meningkat, terutama seiring dengan semakin meningkatnya serangan Israel ke Lebanon yang menimbulkan banyak korban,” ujar Jailani dalam pengarahan pers di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Baca Juga

Jailani menegaskan bahwa hal yang paling penting diupayakan sekarang adalah cara menghentikan kekerasan yang terjadi di Gaza dan upaya untuk mendorong agar gencatan senjata segera terwujud. “Karena kita melihat bahwa kekerasan di Gaza itu merupakan root causes of the problem (akar permasalahan),” ujar Jailani.

Dia mengharapkan agar akses yang lebih luas dapat diberikan sehingga bantuan kemanusiaan dapat disalurkan ke semua area di Gaza. Jailani pun menegaskan bahwa perdamaian abadi di Timur Tengah dapat terwujud apabila solusi dua negara (two state solution) tercapai.

Selain itu, Jailani menjelaskan bahwa Pemerintah RI berkomitmen untuk melindungi semua warga negara Indonesia termasuk di tempat-tempat yang berpotensi konflik. “Untuk WNI, memang kita sejauh ini sudah melakukan contingency plan (rencana kontijensi) untuk mengantisipasi semua tantangan yang muncul di semua kawasan yang berpotensi konflik,” kata Jailani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement