Kamis 12 Sep 2024 11:12 WIB

Instalasi Chattra Candi Borobudur Ditunda, Kemenag akan Lakukan Hal Ini

Menurut BRIN, perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang otentisitas chattra.

Bhiksu bersiap menjalani ritual pradaksina saat perayaan Waisak 2567 BE di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (4/6/2023). Pada Waisak 2023 ini ada yang spesial, yakni adanya 32 bhante atau bikus yang menjalani ritual Thudong atau jalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur. Tagline perayaan Waisak 2023 ini adalah Toleransi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bhiksu bersiap menjalani ritual pradaksina saat perayaan Waisak 2567 BE di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (4/6/2023). Pada Waisak 2023 ini ada yang spesial, yakni adanya 32 bhante atau bikus yang menjalani ritual Thudong atau jalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur. Tagline perayaan Waisak 2023 ini adalah Toleransi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Instalasi Chattra yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024 harus mengalami penundaan, menyusul temuan hasil kajian teknis dan Detailed Engineering Design (DED),yang disusun oleh tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyimpulkan bahwa perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang otentisitas chattra. Kementerian Agama (Kemenag) RI akan melakukan tujuh upaya strategis dalam menyikapi penundaan instalasi chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah itu. 

"Berdasarkan hasil kajian teknis yang komprehensif, meliputi pengamatan langsung, pengukuran, pengujian, serta penghitungan dan analisis kekuatan, (ditemukan) bahwa kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antarbatu. Maka, memerlukan tahapan yang harus dikoordinasikan sesuai ketentuan yang berlaku," kata Juru Bicara Kemenag RI Sunanto melalui keterangan di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Baca Juga

Oleh karena itu, Cak Nanto, sapaan akrabnya, mengungkapkan Kemenag memiliki tujuh langkah strategis dalam menyikapi hal ini.

Pertama, ungkap dia proses adaptasi untuk pemasangan chattra di Candi Borobudur dimulai dengan penyusunan dokumen rencana kegiatan adaptasi yang komprehensif. Kedua, yaitu menyempurnakan dokumen studi kelayakan yang telah ada yang mencakup kajian spiritual, kajian teknis, dan DED.

"Ketiga, melakukan komunikasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai konsensus yang akan diintegrasikan ke dalam studi kelayakan dan Keempat, tim kajian dampak cagar budaya (KDCB) yang baru perlu ditunjuk untuk mengevaluasi dampak berdasarkan dokumen-dokumen yang telah disusun untuk selanjutnya dilakukan uji publik," ujarnya.

Kelima, kata Cak Nanto, mengajukan permohonan izin dengan pihak organisasi pendidikan, keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan pemangku kepentingan terkait. Keenam, dari proses persiapan ini adalah mengajukan permohonan izin adaptasi ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan memperoleh rekomendasi positif dari Dewan Pengarah Badan Otorita Borobudur.

Dan Ketujuh, ucap Cak Nanto pemasangan chattra dilaksanakan setelah mendapatkan izin adaptasi resmi dari Kemendikbudristek. Ia menekankan pemasangan chattra di Candi Borobudur merupakan amanat UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Konvensi Warisan Dunia Tahun 1972.

"Sejumlah langkah tersebut ditargetkan dalam satu tahun ke depan untuk selanjutnya direalisasikan pemasangan chattra di Candi Borobudur dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku untuk memenuhi harapan umat Buddha," tutur Cak Nanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement