Rabu 11 Sep 2024 08:05 WIB

Jasad-Jasad 'Meleleh' Usai Israel Pakai Bom AS Gempur Zona Kemanusiaan Al Mawasi

Banyak saksi menceritakan kondisi tubuh korban yang tak utuh terhadap bom Israel.

Seorang pria Palestina memeluk jenazah anak lelaki yang syahid akibat kamp pengungsian dibom serangan udara Israel. Pada Sabtu, IDF melancarkan serangan udara atas kamp pengungsian Sekolah Amr bin Al-As di Gaza Utara.
Foto: dok instagram palestine.pixel
Seorang pria Palestina memeluk jenazah anak lelaki yang syahid akibat kamp pengungsian dibom serangan udara Israel. Pada Sabtu, IDF melancarkan serangan udara atas kamp pengungsian Sekolah Amr bin Al-As di Gaza Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, Kecaman mengalir dari para pemimpin dunia setelah Israel menjatuhkan bom ke 'zona aman' Al-Mawasi di Gaza selatan. Serangan tersebut dilaporkan menewaskan 40 orang.

Sebuah penyelidikan oleh kantor berita Sanad Aljazirah menemukan bahwa Israel menggunakan bom buatan AS dalam serangan itu. Pejabat Gaza mengatakan bom itu seperti 'melelehkan' tubuh para korban yang menjadi sasaran serangan.

Baca Juga

Sekitar tengah malam pada Selasa, bom dijatuhkan di tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Al-Mawasi.

Saksi mata mengatakan kepada Middle East Eye bahwa ledakan itu terasa seperti gempa bumi yang mengguncang daerah tersebut. Ketika mereka melangkah keluar, mereka menemukan korban dengan anggota tubuh yang terpencar tergeletak di tanah.

"Saat itu sekitar pukul 12.30 atau 1 dini hari, saya sedang tidur di pergola di luar rumah saya ketika tiba-tiba, saya melihat rudal jatuh dan pasir menghujani kami. Mereka mengebom daerah itu dengan sekitar empat atau lima rudal," kata Alaa Shahda Mahmoud al-Shaer, seorang warga lanjut usia di al-Mawasi, kepada MEE.

Saudari-saudari, mertua, dan anak perempuan Shaer semuanya tinggal bersamanya. "Tentara Israel memberi tahu warga Palestina untuk pindah ke daerah yang disebut aman inijadi semua orang datang ke sini. Kami terkejut dengan apa yang mereka lakukan."

Shaer bergabung dengan puluhan warga dan pengungsi yang mulai menggali tumpukan pasir dan menyelamatkan mereka yang terkubur hidup-hidup sebelum tim SAR pertahanan sipil tiba.

"Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kami menyelamatkan orang-orang. Kami menggali pasir dan tenda dari mereka dengan tangan kosong. Itu adalah perjuangan untuk mengeluarkan para korban. Kami mencoba menyelamatkan para wanita dan anak-anak tetapi pasir telah menutupi tenda dan orang-orang," katanya.

"Beberapa tenda, kami bahkan tidak dapat menemukannya - semuanya terkubur. Pertahanan sipil mencoba mengambilnya pada malam hari tetapi tidak berhasil, dan kami masih menunggu mereka untuk diambil kembali."

Menurut pertahanan sipil Gaza, sedikitnya 40 orang tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangan itu, yang terjadi tanpa perintah evakuasi sebelumnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement