Senin 09 Sep 2024 18:58 WIB

Tiga Kontroversi Kiai Imaduddin Pertanyakan Nasab Habib Keturunan Nabi

Imaduddin menilai habib di Indonesia bukan keturunan nabi.

Kiai Imaduddin Utsman.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Nama Kiai Imaduddin Utsman al Bantani kembali menjadi pembicaraan menyusul ketidakhadirannya dalam diskusi tentang nasab Baalawi yang digelar oleh Rabithah al Alawayidah.

Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum memilih tidak hadir karena sejatinya diskusi digelar oleh UIN Wali Songo Semarang.

Baca Juga

Awalnya, kata ia, UIN Wali Songo Semarang yang mengadakan debat soal Baalawi tersebut pada tanggal 10 September. "Mengundang saya dan RA (Rabithah Alawiyah), kami menyanggupi," ujarnya.

Namun kemudian RA memilih menggelar sendiri pada tanggal 7 dan mengundangnya. "Menurut saya cukup debat di UIN saja toh waktunya hanya beda dua hari," kata Imaduddin.

Lantas siapa Imaduddin yang selama ini ngotot membantah jejak nasab habib, 'Baalawi', keturunan Nabi Muhammad SAW.

KH Imaduddin merupakan ulama kelahiran lahir di Cempaka-Kresek, Kabupaten Tangerang, pada 15 Agustus 1976 (19 Sya'ban 1396). Ia tercatat aktif di berbagai organisasi termasuki di Komisi Fatwa MUI Provinsi Banten (2022-2027).

Ini tiga kontroversi Imaduddin

1. Habib Indonesia Bukan Cucu Nabi

Imaduddin Utsman al Bantani menilai habib di Indonesia ini bukan cucu nabi. Secara ilmu nasab berdasar kitab kitab nasab abad 5-9 hijriah, para habib itu tidak tercatat sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

"Leluhur habib baru mengaku sebagai keturunan nabi pada abad 9 hijriah melalui kitab yang leluhur habib ini karang, nama kitabnya al burqotul musiqoh," ujarnya kepada Republika.

Mulai abad 9, mereka memperkenalkan diri sebagai cucu nabi. "Pengakuan mereka tertolak karena kitab sebelum abad sembilan tidak mencatat nama mereka sebagai cucu nabi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement