Selasa 01 Apr 2025 15:15 WIB

Pengamat: Antusiasme Masyarakat Ikut Open House di Istana Bantah Kondisi Mencekam di X

Prabowo bersama awak media sempat melakukan gerakan velocity yang sedang populer.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Prabowo Subianto bersama wartawan Istana melakukan gerakan velocity di sela open house di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (31/3/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto bersama wartawan Istana melakukan gerakan velocity di sela open house di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (31/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Iwan Setiawan menilai, antusiasme masyarakat yang memenuhi acara gelar griya (open house) Lebaran di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Senin (31/3/2025), atas undangan Presiden RI Prabowo Subianto, membantah kondisi mencekam di media sosial (medsos) X. Hal itu juga terlihat saat Presiden Prabowo melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Istiqlal.

Menurut Iwan, kedua kondisi tersebut merupakan kondisi yang sesungguhnya terjadi di kalangan masyarakat. Sehingga hal itu membantah gambaran mencekam seperti di X, di mana sering ada berbagai akun yang menebarkan isu buruk dan hinaan terhadap pemerintah.

Baca Juga

"Antusiasme warga menyambut dan ingin menyalami Presiden Prabowo Subianto saat Shalat Id di Masjid Istiqlal Jakarta membuktikan bahwa narasi atau realitas yang seakan mencekam di media sosial Twitter (X) hanya realitas semu," kata Iwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/4/2025).

Iwam melihat antusiasme warga yang ingin bersalaman dan berfoto dengan Prabowo, bahkan rela antre panjang untuk masuk kawasan Istana Negara, mencerminkan bahwa RI 1 masih sangat dicintai rakyat Indonesia. Dengan demikian, kata dia, antusiasme warga tersebut bertolak belakang dengan yang digambarkan di X.

Baca: Presiden Prabowo dan Wartawan Istana Coba Tren Velocity

Lebih lanjut, Iwan berpendapat, rakyat Indonesia secara realitas pasti menginginkan situasi yang baik-baik saja dan dalam kesejukan, tanpa adanya narasi provokatif. "Saya yakin, rakyat Indonesia di dunia nyata menginginkan Presidennya sehat dan selamat. Lebih dari itu, semua rakyat Indonesia menginginkan kedamaian, kesejukan, dan tanpa narasi provokatif seperti di media sosial," tuturnya.

Iwam pun mengecam para pembuat narasi provokatif serta berharap agar mereka bisa diusut dan dihukum berat. Pasalnya, mereka bisa menggiring opini yang berdampak semakin meluas dan tidak bertanggung jawab. Narasi hasutan provokatif dari orang-orang tersebut dinilai tidak bertanggung jawab, sehingga para penyebar narasi harus dihukum berat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement