Ahad 11 Aug 2024 15:31 WIB

Ketegangan Diplomatik Meningkat, Begini Aksi 'Saling Ancam' Norwegia Versus Israel

Norwegia menyebut sikap Netanyahu sebagai langkah ekstrem dan akan ada konsekuensinya

 (kiri) Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store (tengah) menyambut Presiden AS Joe Biden (2-kanan) sebelum dimulainya pertemuan meja bundar selama KTT NATO yang luar biasa di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia , 24 Maret 2022. Para pemimpin NATO akan membahas konsekuensi dari invasi Presiden Rusia Putin ke Ukraina, membahas peran China dalam krisis ini, dan memutuskan langkah selanjutnya untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan NATO.
Foto: EPA-EFE/OLIVIER HOSLET
(kiri) Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store (tengah) menyambut Presiden AS Joe Biden (2-kanan) sebelum dimulainya pertemuan meja bundar selama KTT NATO yang luar biasa di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia , 24 Maret 2022. Para pemimpin NATO akan membahas konsekuensi dari invasi Presiden Rusia Putin ke Ukraina, membahas peran China dalam krisis ini, dan memutuskan langkah selanjutnya untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan NATO.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Pemerintah Norwegia dan Israel mengalami konflik diplomasi akibat keputusan Oslo mengakui negara Palestina. Langkah diplomatik Norwegia untuk mendukung kemerdekaan Palestina pada Mei tersebut mendapat kecaman keras dari Tel Aviv, yang ditanggapi dengan serangkaian tindakan atas negara Nordik itu dan warga Palestina.

Baru-baru ini, Israel membatalkan kewenangan diplomat Norwegia terkait pengakuan terhadap Palestina yang mengikuti langkah Spanyol dan Irlandia. Keputusan tersebut sekaligus melaporkan penarikan dan pembatalan beberapa deposit bank atas akun Norwegia.

Baca Juga

"Kami menerima pesan dari pemerintahan Netanyahu bahwa pihaknya tidak akan lagi memfasilitasi pekerjaan diplomat Norwegia di wilayah Palestina," sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Norwegia pada Kamis lalu. 

"Tindakan ekstrem ini sangat berpengaruh terhadap pemberian bantuan kepada Palestina. Keputusan Israel membatalkan status diplomatik anggota kedutaan kami adalah langkah ekstrem dan akan ada konsekuensinya," sebut kementerian itu, seraya menambahkan pihaknya sedang menilai kemungkinan menanggapi situasi yang "diciptakan pemerintahan Netanyahu".

Sementara itu, pihak Israel mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai tanggapan adanya langkah-langkah anti-Israel dan sepihak yang dilakukan Pemerintah Norwegia. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan telah memanggil duta besar Norwegia. Pemerintah zionis memberitahu bahwa akreditasi para diplomat akan dicabut dalam tujuh hari sedangkan visa mereka juga dicabut dalam tiga bulan.

Beberapa hari kemudian, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menolak permintaan kunjungan Menlu Norwegia Espen Barth Eide dengan alasan "Oslo mengakui negara Palestina, menolak mengakui Hamas sebagai organisasi teror, dan mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Den Haag,” lapor Times of Israel.

 

Perdana Menteri Norwegia inginkan solusi dua negara.. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement