REPUBLIKA.CO.ID, SENYUM ceria terpancar dari wajah Naisila Anandia (15 tahun). Dengan penuh rasa percaya diri, ia maju ke depan panggung di gedung sementara Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Indramayu.
Ia berbicara dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang datang ke untuk berdialog langsung dengan para siswa dan orang tua.
Naisila mengaku lulusan SD. Ia putus sekolah selama tiga tahun dan tak bisa melanjutkan ke SMP karena ketiadaan biaya.
Ayahnya, Nurbuat, bekerja sebagai buruh serabutan. Namun akibat sakit-sakitan, ia tak bisa maksimal bekerja hingga akhirnya tak mampu membiayai Naisila sekolah.
Meski demikian, gadis asal Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu itu tetap menyimpan harapan untuk mencapai cita-citanya. Ia ingin menyembuhkan penyakit ayahnya dan warga miskin lainnya yang tidak mampu berobat.
“Cita-cita saya pengen jadi dokter, pengen bisa nyembuhin bapak yang sakit-sakitan, bisa bantu orang yang gak mampu,” tutur Naisila dengan suara tercekat sambil menghapus air matanya yang menetes.
Naisila pun sangat senang bisa kembali melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat. Ia yakin, Sekolah Rakyat akan menjadi jembatan untuk meraih cita-citanya di masa depan.
“Senang sekali bisa lanjut sekolahnya, dapet ilmu lagi. Dulu lulus SD, berhenti tiga tahun gak lanjutin ke SMP karena bapak sakit-sakitan. Jadi gak punya biaya buat sekolah,” kata Naisila.

Di SRT Indramayu, terdapat empat rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 100 orang. Rombongan belajar terdiri dari 50 calon siswa SD dan 50 calon siswa SMP. Pertemuan dengan Mensos digelar pada Seninn (29/9/2025.
Salah seorang siswa di Sekolah Rakyat Kabupaten Kuningan, Dian, juga bertekad ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi untuk mewujudkan cita-citanya.
“Cita-cita saya mau jadi dokter,” ucap gadis lulusan SD itu, saat memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Kuningan, Kamis (9/10/2025).
Dian selama ini tinggal bersama neneknya sejak masih duduk di bangku TK. Hal itu setelah kedua orang tuanya. Karena itu, ia senang bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat merupakan gebrakan pada tahun pertama kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto. Tujuan program ini adalah untuk memutus rantai kemiskinan.
Program ini secara secara khusus menyentuh keluarga miskin dan miskin ekstrem yang sulit untuk mengakses pendidikan berkualitas. Presiden Prabowo ingin, keluarga di bawah garis kemiskininan dapat naik derajatnya dengan menyekolahkan anak mereka di Sekolah Rakyat.
“Anak-anak yang tadinya mungkin merasa rendah diri karena orang tuanya sangat susah hidupnya kita tarik keluar, kita beri lingkungan yang sebaik-baiknya supaya dia percaya diri dan dia dapat pendidikan yang terbaik yang bisa kita berikan,” ujar Presiden Prabowo.