Rabu 07 Aug 2024 18:09 WIB

Senator Sebut Disparekraf DKI Kecolongan Terkait Kontes Kecantikan Transgender

Dailami menilai, perilaku LGBT tidak sesuai dengan norma-norma ketimuran.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Senator asal Jakarta, Dailami Firdaus.
Foto: Republika.co.id
Senator asal Jakarta, Dailami Firdaus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontes kecantikan yang diikuti transgender di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini, menjadi sorotan publik setelah videonya viral di berbagai kanal media sosial. Ajang itu banyak dikecam berbagai pihak lantaran dianggap menyimpang.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dailami Firdaus turut mengecam pelaksanaan kontes kecantikan yang diadakan di daerah pemilihan (dapil)-nya. Menurut dia, ajang itu bisa terlaksana karena Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta kecolongan tidak memikirkan dampak sosial.

Baca Juga

"Ini harus menjadi evaluasi, termasuk pihak hotel. Jangan hanya mengejar keuntungan semata," kata Dailami melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Senator asal Jakarta itu menjelaskan, pilihan menjadi transgender bertentangan dengan ajaran agama dan dapat merusak generasi bangsa. Apalagi, sampai diadakan kontes kecantikan yang digelar di Jakarta. Hal itu jelas juga bertentangan dengan agama.

"Ini bukan sekadar konteks kontes kecantikan waria itu, tapi ada perilaku seks menyimpang yang kemudian terjadi dari pilihan menjadi transgender. Pasti orientasinya kan jadi homoseksual," ujar Dailami.

Dia menegaskan, perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tidak diterima di Indonesia. Dailami menilai, perilaku itu juga tidak sesuai dengan norma-norma ketimuran.

Kerena itu, Dailami meminta panitia pelaksana kegiatan kontes kecantikan harus diperiksa. Dia juga mendesak adanya sanksi tegas kepada pihak yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pemberian sanksi diperlukan agar kegiatan itu tak lagi terulang, khususnya di Jakarta.

"Saya minta harus ada sanksi tegas dan pemeriksaan kepada panitia penyelenggara, pasti ada aturan atau perizinan yang dilanggar. Ini bisa merusak moral anak bangsa," kata Dailami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement